Bima, PH-krimsus : Sekitar 75 orang dari Masyarakat Korban Banjir Melakukan aksi di depan kantor walikota Bima. Dalam aksinya, mereka meminta kejelasan nasib pasca banjir tahun 2016 lalu Senen (18/9/2017).
Adapun beberapa tuntutan Massa Aksi tersebut, meminta pertanggung jawaban Agar mempercepat proses pemperbaiki rumah warga yang hangut dan rusak berat sesuai yang janjikan walikota, dan massa aksi juga meminta agar segera memperbaiki Drainase yang dibongkar paska banjir, serta masalah penimbunan Bibir pantai ama hami ungkapnya.
“kami minta tempat tinggal, kami bukan binatang, perlakukan kami sebagai Manusia” teriakan para pengunjuk rasa di depan kantor walikota tersebut.
Arif Rahman S.sos, selaku korlap mengampaikan Dalam orasinya, adanya penambahan anggaran Masjid terapung yang di peruntungkan taman dan pengambilan Air wudhu dengan anggaran Rp 2,4 M itu hanya terbuang sia-sia tegasnya.
Apabila segala tuntutan kami tidak di indahkan, maka kami yang tergabung Serikat Persatuan Anak Rabadompu Timur Agresif (OPK SPARTA) akan menempati halaman walikota Bima sampai beberapa tuntutan tersebut dikabulkan Imbuhnya.
Massa Aksi yang tergabung di (OPK SPARTA) mulai mendatangi kantor walikota Bima sekitar pukul 09.30 wita, setelah Massa aksi melakukan orasi secara bergantian, namun merasa tidak diperhatikan, puluhan massa Aksi tersebut langsung masuk kedalam halaman kantor walikota Bima, dan mengingat massa aksi mulai tegang, personil polres Bima kota yang lebih dulu siaga didepan kantor walikota Bima, langsung mengahalau massa Aksi tersebut,
Setelah sekitar 3 jam menduduki halaman kantor walikota, massa Aksi tersebut langsung kembali dengan rasa kecewa sekitar pukul 12.30 wita.**Much