Bojonegoro,peloporkrimsus.com -Terkait gonjang ganjing pemberitaan tentang Pasar baru Bojonegoro,pangamat sosial politik dan budaya indonesia, Gus Asim putra daerah kelahiran asli Bojonegoro angkat bicara ,saat menemui media ini pada hari Rabu ( 18/01/23)
Di sela-sela waktunya ia menyampaikan tangapanya terkait polimik pasar Bojonegoro yang ramai di beritakan di beberapa media-media saat ini
Menurut pandangan Gus Asim lagi-lagi bupati perempuan pertama bojonegoro membuat kebijakan yang kurang pas dan tepat lagi kalau kita bicara pasar lama bojonegoro,pasar lama tersebut sudah ada turun temurun dari zaman nenek moyang kita dulu seharusnya pasar yang sudah ada biarkan ada kalau ada yang kurang atau kurang bagus kan bisa direnovasi saja dan tidak harus membuat pasar baru yang banyak menyerap banyak anggaran sehingga anggaran bisa di alihkan untuk pembangunan yang lain, dan buat pasar lama menjadi warisan leluhur kita dan di jadikan pasar cagar budaya serta menjadi ikon Kabupaten Bojonegoro itu kan lebih bagus,kalau mau buat pasar lagi buatlah lagi kalau memang masih banyak angaran dan bingung caranya mengabiskan angaran kan gitu,gitu aja ko di buat repot ,tapi juga harus di pertimbangkan dampak lainnya yang tidak harus berjejer-jejer seperti itu,”sentil Gus Asim
menurut gus asim pembangunan pasar baru yang ada di bojonegoro kesan nya di paksakan dan gagal produkk,mengapa saya bilang kesanya di paksakan dan gagal produk karena pembangunan pasar tidak menyerap kearifan lokal ,banyaknya kios-kios yang kosong sehinga pasar yang jaraknya berdekatan menjadi sepi dari pengunjung ini kan _nggak_ bener,” tambahnya
Di tambah lagi cara-cara ketika melakukan pendekatan para pejabatnya menurut saya kurang maksimal, serta caranyapun untuk mengajak kordinasi dengan pedagang pasar juga kurang tepat,sehingga kesanya pasar di bangun agar bisa ada peroyek dan bisa menyerap angaran APBD saja di karenakan APBD Bojonegoro yang jumlahnya trliunan dan silpa yang jumlahnya trliunan rupiah itu jadi terkesan Bupati Bojonegoro itu bingung untuk mengabiskan dana APBD tersebut makanya pemerentah bojonegoro membangun pasar berjejer-jejer yang tidak memikirkan kearifan ekonomi lokal,”pungkasanya.
mochlahir/kristinayasri ( bjn)