Gresik,peloporkrimsus.com – Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tambak di Pulau Bawean dikeluhkan warga. Gegara petugas bagian apotek puskesmas saat memberikan obat cair berupa sirup kepada pasien ternyata sudah kadaluarsa.
Dilansir dari Beritagresik.com., Sri Wahyuni (30) asal Desa Diponggo, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Pulau Bawean saat datang ke Puskesmas Tambak untuk memeriksakan anaknya yang balita (1) mengalami sakit diare, Jum’at (8/11/2024).
Sebelumnya Sri Wahyuni ibu satu anak ini, sempat memeriksakan anaknya ke bidan desa setempat bahkan sudah diberi obat, akan tetapi sakit anaknya belum juga sembuh. Tentunya hal ini membuat Sri Wahyuni kuatir dan pada akhirnya pergi ke Puskesmas Tambak untuk memeriksakan anaknya lebih lanjut. Setelah itu, Sri Wahyuni diberi resep obat untuk mengambil di apotek puskesmas tersebut.
Oleh petugas apotek, Sri Wahyuni diberi obat sirup Zinc Zulfate Monohydrate Syrup 20mg/5ml. Tanpa pikir panjang dirinya langsung memberikan sirup tersebut kepada buah hatinya tanpa melihat tanggal kadaluwarsa yang ada ditutup botol sirup. Baru setengah selesai memberikan obat sirup kepada anaknya, Sri Wahyuni melihat tanggal kadaluwarsa yang tertera di tutup botol terlihat 091 062 ED 09 2024.
Atas temuan tersebut, awak media pelopor langsung menghubungi Kepala Puskesmas Tambak melalui aplikasi WhatsApp untuk meminta klarifikasi terkait obat sirup yang sudah kadaluarsa masih digunakan. Sedangkan diketahui bahwa obat yang sudah kadaluarsa tidak boleh dikonsumsi, termasuk di puskesmas. Komposisi obat yang sudah kedaluwarsa bisa berubah sehingga berisiko menimbulkan efek samping dan berbahaya jika dikonsumsi (red).
Kepala Puskesmas Tambak, dr Zulfian Nasrullah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut. Ia menegaskan dan memerintahkan petugas untuk mengecek secara berkala terkait obat yang akan kadaluarsa.
dr Zulfian Nasrullah meminta kepada petugas yang bertugas di bagian apotek untuk lebih teliti lagi mengecek obat sebelum diberikan kepada pasien.
“Pasien sudah dikunjungi oleh petugas farmasi puskesmas, serta obat yang kadaluarsa sudah dilakukan penarikan kembali dan diganti dengan obat baru. Selain itu, pasien juga terus dipantau oleh bidan dan perawat setempat terkait kondisinya”, pungkasnya. (FR)