Home Berita Jeritan Warga Bawean Penerima Bantuan Perbaikan Rumah Kategori Rusak Parah Melalui Aplikator.

Jeritan Warga Bawean Penerima Bantuan Perbaikan Rumah Kategori Rusak Parah Melalui Aplikator.

686
0

Gresik, peloporkrimsus.com – Menyambut HUT RI ke-80, warga Bawean masih menjerit akibat dampak gempa bumi pada Maret tahun lalu. Pasalnya, bantuan perbaikan rumah kategori rusak parah yang dikerjakan oleh Aplikator asal Cianjur hingga kini belum juga rampung.

Hasil pantauan awak media di lapangan, Mustakim (50) asal dusun Paginda, Desa Sukaoneng, Kecamatan Tambak, Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, masih mengeluhkan kinerja dari pihak Aplikator. Tanpa alasan yang jelas dan kepastian, rumah yang dikerjakan oleh Aplikator sekitar bulan Juni 2025 hanya terdiri pondasi dan beberapa tiang penyangga atap tanpa tembok.

Atas hal ini, Mustakim membeberkan kepada awak media, bahwa saat kumpul di Balai Desa Sukaoneng, jika penerima mau membangun secara mandiri harus ada uang sebesar Rp 30 juta. Sedangkan apabila dikerjakan melalui Aplikator, penerima cukup menerima kunci dan siap huni sebelum lebaran. Namun faktanya, rumah dengan ukuran 6×6 hanya menambah penderitaan buat keluarga.

“Kontruksi rumah dianggap tidak sesuai dengan spesifikasi rumah tahan gempa, dan terkesan asal-asalan. Melihat pondasi rumah yang ada hanya tertanam sedikit dari permukaan tanah. Sedangkan tiang penyangga tidak disertai dengan cakar ayam. Apalagi gempa bumi, terpaan angin kencang saja bisa membuat rumahnya roboh,” ujarnya.

Mustakim meminta kepada pemerintah terkait untuk menindaklanjuti masalah ini, dan Ia juga berharap kepada pihak aplikator untuk bertanggung jawab atas rumahnya, Senin (11/8/2025).

Ditempat terpisah, warga dusun Pabolaan, Desa Klompanggubuq di kecamatan Tambak, Bawean, Marsiya menyampaikan bahwa setelah hari raya rumahnya baru dibangun oleh Aplikator. Namun hingga kini belum kunjung selesai, hanya meninggalkan pondasi dan tiang penyangga atap yang sudah miring akibat terpaan angin.

Selama ini, Marsiya hanya bisa pasrah. Ia sangat berharap kepada pemerintah untuk membantu percepatan perbaikan rumahnya. Diketahui Marsiya bersama 4 anggota keluarga menempati ruangan dapur yang terbuat dari anyaman bambu. Selain sempit dan pengap, dirinya hidup tanpa adanya suami, katanya. (FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here