Home Berita Akibat Tidak Ada Tempat Pelelangan Ikan di Pulau Bawean, 5 Kapal Porsen...

Akibat Tidak Ada Tempat Pelelangan Ikan di Pulau Bawean, 5 Kapal Porsen Sungaitopo Terpaksa Menjual Jual Ikan ke Daratan Jawa

641
0

Gresik, peloporkrimsus.com – Kapal nelayan porsen sungaitopo, pulau Bawean langsung menjual ikan hasil tangkapan ke daratan Jawa, tepatnya ke tempat pelelangan ikan (TPI) Brondong dan Palu. Hal ini disebabkan, karena pihak pengepul sudah tidak bisa menampung lagi. Selain terkendala cool box yang tertahan di daratan Jawa akibat kapal KMP Gili Iyang yang belum beroperasi kembali. Faktor yang sangat dominan sekali karena di Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai (IPPP) Bawean sarana dan prasarana belum memadai. Kehadiran TPI (Tempat Pelelangan Ikan) yang semestinya sudah ada dan menjadi solusi buat nelayan, namun hingga saat ini belum tersedia.

Hasil pantauan awak media, pada Rabu pagi (24/9/2025) sekitar 13 kapal porsen sungaitopo mendapatkan ikan jenis campuran dan tongkol, 5 kapal diantaranya terpaksa harus menjual langsung ke daratan Jawa. Hal ini dikarenakan pihak pengepul sudah tidak sanggup menampungnya akibat kekurangan cool box dan es batu. Ditambah lagi pengepul asal Kalimantan dan Brondong yang biasa membeli sudah dari Selasa sore bertolak.

5 (lima) kapal yang dikabarkan mendapatkan ikan tongkol dalam jumlah banyak, yang menjual langsung ke daratan Jawa diantaranya, Juragan Saleh, Juragan Saud, Juragan Sairul, Juragan Aman, dan Juragan Yogi.
Pelayaran dari Bawean menuju TPI Brondong ditempuh sekitar 8 jam perjalanan. Mau tidak mau hal ini tetap dilakukan demi menyelamatkan ikan hasil tangkapan menjadi bernilai.

Juragan Ending menuturkan, ikan hasil tangkapannya sekitar 2 ton tidak laku dijual dan akhirnya dititipkan kepada juragan Aman untuk dijual ke daratan Jawa, Rabu (24/9/2025).

Senada dengan Juragan Eko menyampaikan kekecewaannya atas kejadian yang kerap kali dialami oleh nelayan Bawean, khususnya nelayan porsen Sungaitopo. Ia berharap pemerintah terkait segera menyediakan tempat pelelangan ikan seperti yang ada di Brondong. Apabila musim ikan melimpah, nelayan sudah tidak kesulitan untuk menjual ikan hasil tangkapan.

“Di area pelabuhan perikanan pantai Bawean, kapal porsen nelayan Sungaitopo ada sekitar 25 kapal. Jika kapal ini semua melaut, ikan hasil tangkapan sudah tidak bisa ditampung oleh pengepul lokal maupun pengepul asal Kalimantan yang biasa standby di sini. Sedangkan nelayan setiap melaut menghabiskan sekitar 50 hingga 70 liter minyak solar dengan harga Rp 9000 per liter. Banyak faktor yang mempengaruhi ikan tidak laku dijual hingga dibagikan cuma-cuma ke warga. Faktor yang sangat dirasakan sekali oleh nelayan akibat transportasi laut yang kurang lancar, selain tidak adanya tempat pelelangan ikan, pungkas Eko. (FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here