Opini Edukasi
Indonesia, peloporkrimsus.com – Memasuki akhir tahun 2025, publik kian merasakan warna kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang berbeda dari para pendahulunya. Sebagai seorang prajurit yang ditempa dalam dunia militer, Prabowo terbiasa dengan strategi, disiplin, dan perhitungan matang dalam setiap langkah. Karakter ini kini tercermin jelas dalam pola kepemimpinannya di panggung politik nasional.
Prabowo bukan tipe pemimpin yang gemar mengumbar rencana. Ia lebih memilih jalur senyap menjalankan agenda besar tanpa banyak retorika, tetapi dengan hasil yang nyata. Strategi inilah yang tampak dalam gerakan bersih-bersih terhadap pihak-pihak yang selama ini menggerogoti kekayaan negara.
Langkah pembersihan tidak hanya menyentuh ranah birokrasi sipil yang dikenal rawan praktik penyalahgunaan anggaran. Lebih dari itu, pembersihan juga diarahkan ke institusi loreng maupun cokelat—dua pilar yang seharusnya menjadi penjaga negara, namun dalam praktiknya tak jarang terlibat atau bahkan menjadi backing bagi mafia tambang, mafia pangan, hingga pelaku perampokan sumber daya nusantara.
Prabowo tampak memahami bahwa penyakit bangsa tidak hanya berakar pada lemahnya sistem, tetapi juga pada oknum yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, strategi senyap ini dijalankan dengan menyasar kelompok yang selama ini sulit disentuh hukum, baik karena memiliki jaringan kuat maupun karena bersembunyi di balik kekuasaan.
Pola kepemimpinan Prabowo bisa disebut “low profile, high impact.” Tidak banyak bicara, tidak mengumbar wacana, tetapi langsung mengarahkan instrumen negara untuk bekerja. Hasilnya memang tidak selalu tampak di permukaan, namun dari sejumlah langkah yang mulai terkuak, terlihat bahwa strategi ini sedang berjalan.
Dampaknya bukan hanya pada upaya menutup kebocoran aset negara, melainkan juga pada terbentuknya efek kejut (shock therapy). Oknum yang selama ini merasa aman kini mulai berhitung ulang. Jaringan yang terbiasa bermain di ruang abu-abu kini terusik oleh langkah-langkah presiden yang sulit ditebak.
Bagi para pendukungnya, strategi ini diyakini akan menjadi pondasi dalam mengembalikan marwah negara. Indonesia memiliki kekayaan alam melimpah, namun kerap tergerus oleh praktik ilegal yang melibatkan segelintir orang. Dengan pola pembersihan yang menyeluruh, harapan itu kini kembali muncul: bahwa negara benar-benar hadir untuk melindungi aset nusantara dan memastikan kekayaan itu digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Namun demikian, tantangan ke depan tetap besar. Strategi senyap Prabowo harus didukung dengan konsistensi, pengawasan berlapis, serta komitmen semua pihak. Tanpa itu, upaya bersih-bersih hanya akan menjadi gelombang sesaat yang mudah dilawan balik oleh kelompok berkepentingan.
Sejarah akan mencatat, apakah strategi senyap Prabowo ini sekadar langkah politik jangka pendek, atau benar-benar menjadi tonggak perubahan dalam tata kelola bangsa. Satu hal yang jelas, gaya kepemimpinan khas militer yang diusung Prabowo kini sedang diuji di medan politik dan birokrasi yang jauh lebih rumit daripada palagan tempur. Dan publik, mau tak mau, sedang menjadi saksi dari operasi senyap sang presiden dalam membersihkan negeri dari para perampok aset nusantara.