Gresik,peloporkrimsus.com – Aktivitas kapal cantrang di perairan laut Bawean menimbulkan kekuatiran yang serius bagi nelayan tradisional yang ada di wilayah selatan pulau Bawean. Pasalnya, aktivitas kapal cantrang tersebut hingga saat ini belum mendapat tanggapan yang serius dari pihak terkait.
Dalam sebuah video berdurasi 33 detik yang direkam oleh nelayan setempat, terlihat sejumlah Kapal Cantrang asal luar Bawean sedang beraktivitas menjala ikan di perairan laut Bawean sekitar tangkat luar area rumpon sekitar 8 mil dari garis pantai.
Aktivitas ini tidak hanya meresahkan nelayan kecil tetapi juga menimbulkan ancaman besar terhadap kelestarian ekosistem laut. Peristiwa ini merupakan kelanjutan dari kejadian pada Jumat, 12 Desember 2025, yang sempat dihalau oleh nelayan porsen sungaitopo untuk menjauh dari zona konservasi.
Menurut LSM GMBI KSM Sangkapura, peristiwa ini bukan pertama kali terjadi, melainkan sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa adanya tindakan tegas dari aparat yang berwenang.
Junaidi menegaskan bahwa pembiaran ini dapat memicu konflik sosial di lapangan, karena rumpon merupakan aset dan sumber penghidupan nelayan Bawean, Sabtu (13/12/2025).
“Kami meminta aparat yang berwenang segera turun ke lapangan dan menindak tegas sesuai aturan yang berlaku. Jangan sampai masyarakat bertindak sendiri karena ketidakadilan yang terus dibiarkan,” ujar Junaidi.
LSM GMBI KSM Sangkapura mendesak Pemkab Gresik dan penegakan hukum wilayah Sangkapura untuk bertindak yang tegas dan transparan, serta meminta negara hadir melindungi hak nelayan lokal sebelum nelayan bertindak sendiri.
Sekadar diketahui, bahwa penggunaan alat tangkap Cantrang telah dilarang berdasarkan Kepmen Nomor 18 Tahun 2021 karena dampaknya yang merusak lingkungan laut.
Alat tangkap ini diketahui dapat menghancurkan dasar laut, merusak terumbu karang, dan menangkap semua jenis biota laut tanpa pandang bulu. (FR)
