Home Berita Miris dan Memprihatinkan, Seorang Janda Paruh Baya Beserta Kedua Anaknya Hidup di...

Miris dan Memprihatinkan, Seorang Janda Paruh Baya Beserta Kedua Anaknya Hidup di Rumah Terdampak Gempa Bawean.

181
0

Gresik,peloporkrimsus.com – Gempa Bawean tahun lalu masih menyisakan cerita pilu bagi warga terdampak, terlebih yang dialami seorang perempuan paruh baya di wilayah Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pasalnya, bantuan perbaikan rumah terdampak gempa kategori berat sebesar Rp 60 juta yang dikerjakan melalui Aplikator hingga kini belum juga selesai.

Hasil pantauan awak media di lapangan, bahwa dari sekian banyak penerima bantuan perbaikan rumah terdampak gempa Bawean kategori berat yang dikerjakan melalui PT Gumirang Padjajaran, aplikator asal Cianjur Jawa Barat patut dipertanyakan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Salah satunya seperti yang dialami oleh Saemiya (61) warga Dusun Sungaiterusdeje, Desa Balikterus, Kecamatan Sangkapura, sebagai penerima bantuan perbaikan rumah kategori berat yang rumahnya sampai saat ini, baru terbangun di atas pondasi tanpa tembok beberapa tiang besi sebagai penyangga atap.

Menurut salah satu tetangga Saemiya yang enggan identitasnya disebutkan, mengungkapkan kepada awak media bahwa sekitar tanggal 27 Februari 2025, pencairan dana bantuan gempa milik ibu Saemiya sebesar Rp 60 juta sudah dicairkan melalui Bank Mandiri di Pendopo Kecamatan Sangkapura. Namun uang tersebut hanya tertera nominal saja di buku tabungan tanpa disertai dengan uang kas.

“Pencairannya bantuan tersebut tidak disertai dengan pembayaran uang kas, karena Ibu Saemiya memilih untuk perbaikan rumahnya melalui pihak aplikator,” katanya.

Keprihatinan tetangga Saemiya setelah sekian lama rumah tersebut belum kunjung selesai. Apalagi sekarang ini sudah memasuki musim penghujan, tapi ibu Saemiya bersama kedua anaknya tetap menempati rumah asal yang terdampak gempa yang sewaktu-waktu mengancam keselamatan mereka, Jum’at (19/12/2025).

Warga tersebut, mengatakan bahwa rumah yang dihuni sudah tidak layak, melihat di setiap penjuru rumah sudah ditopang dengan bambu dan temboknya sudah banyak yang ambrol. Keprihatinan saya ini karena melihat kondisi dari Ibu Saemiya yang hidup tanpa seorang suami, dan merawat kedua anaknya yang yatim. Ibu Saemiya sesekali numpang ke rumah warga sekitar saat hujan lebat disertai angin kencang.

Kami berharap pemerintah kabupaten Gresik tidak tutup mata atas penderitaan yang dialami oleh warga Bawean khususnya warga terdampak gempa tahun lalu, karena tanpa adanya pengawasan ketat dari pihak-pihak terkait, maka permasalahan bantuan perbaikan rumah terdampak gempa tidak akan tuntas, ucap warga yang enggan disebut identitasnya.
(FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here