Home Berita Polres Gresik gandeng Perguruan Tinggi cegah paham radikalisme di kampus

Polres Gresik gandeng Perguruan Tinggi cegah paham radikalisme di kampus

413
0

Gresik, Peloporkrimsus.com – Penyebaran faham radikaslisme dan terorisme begitu pesat. Baik melalui media sosial internet maupun group messenger chatting. Bahkan, kegiatan melalui kegiatan keagamaan.

Oleh karena itu penanggulangan harus dilakukan sejak dini. Dimulai dari lingkungan terdekat dan melalui lembaga pendidikan. Sebab, lembaga pendidikan dianggap sangat rentan terpengaruh.

Hal itu disampaikan Kanit Idik 2 Satreskrim Polres Gresik Ipda M Suparlan SH MH saat menjadi pemateri tentang penanggulangan terorisme kepada 780 mahasiswa baru di Universitas Negeri Gresik.

Kapolres Gresik AKBP Wahyu Sri Bintoro SH SIK Msi mengatakan jaringan terorisme sudah ada sejak tahun 1993 hingga sekarang. Para pimpinannya sudah berganti-ganti.

“Banyak pimpinannya yang sekarang menjalani hukuman seumur hidup di dalam penjara. Tapi para pengikutnya sudah banyak,” kata Wahyu Sri Bintoro.

Polisi dua melati di pundak tersebut menjelaskan, perekrutan teroris berasal dari kalangan narapidana narkoba. Mereka mudah terpengaruh dengan ideologi radikalisme karena pendidikan mereka sangat rendah.

“Kelompok itu menganggap aparatur negara sebagai thogut yang harus diberantas dan diperangi. Dan target mereka objek vital, tempat orang asing dan bendera orang asing,” tuturnya.

Wahyu Sri Bintoro menyebutkan, jaringan terorisme sangat terstruktur. Yang paling banyak dikenal saat ini jaringan JAD, dulunya adalah Jamaah Islamiyah. Kegiatannya ada di Prancis, Filipina dan Indonesia.

Alumnus Akpol 1998 berharap kepada seluruh mahasiswa bersama-sama menanggulani faham radikalisme. Jika ada kegiatan kelompok secara tertutup dan mencurigakan segera lapor ke polsek terdekat. Supaya dengan cepat dilakukan penyelidikan.

Sementara Rektor Universitas Negeri Gresik Prof DR H Sukiyat SH Msi mengatakan, hubungannya dengan Kapolres Gresik sudah seperti saudara sendiri. Banyak anggota polri yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi yang dipimpinnya.

“Materi ini sangat menarik. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa baru supaya tidak mudah terdoktrin dengan faham radikalisme,” kata Sukiyat.

Ditambahkan, mahasiswa baru adalah generasi bangsa. Setelah lulus dari jenjang SMA maka tujuan selanjutnya adalah belajar di perguruan tinggi. “Kami sangat berterimakasih atas materi yang disampaikan. Ini menjadi pelajaran penting bagi anak didik kami kedepan,” tandasnya. (Hel)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here