Yogjakarta, peloporkrimsus.com Rabu,17 September 2025 Wirausaha Muda Bantul dengan Brand ” GRIYA ALOEVERA BANTUL ” yang dikelola Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P,. M.Si bersama Adminnya Raden Roro Retno Herumi Usadaning Wardani pergi meninjau dan mengontrol kualitas sesuai kebutuhan jumlah sebanyak 3 ton agar tercukupi, kualitas produk ( berat per pelepah ; cacat atau tidak pelepahnya ; tipis atau tebal ) , serta memberikan penjelasan kepada Petani atau Buruh Tani agar terjaga Kualitas dan Kuantitas Produk yang di inginkan Pabrik di Wilayah Jawa Timur.
Petani dan Buruh Tani sangat senang karena hasil pasca panen, yaitu : Pelepah atau Daun Lidah Buaya akhirnya terjual yang sudah lama terbengkalai selama kurang lebih 5 tahun sejak tanam awal. Selain itu, waktu awal pernah diambil beberapa kali oleh pembeli yang untuk penyuplaian market modern dengan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Sangat senang akhirnya Wirausaha Mudah Bantul Ferdinand dari GRIYA ALOEVERA BANTUL datang dan membeli melalui Pihak Koperasi Tani Organik Mandiri Yogyakarta Untung Wijanarko bisa mendapatkan hasil yang memuaskan karena selama ini terbengkalai, keterangan dari Mulyono salah satu Buruh Tani di Kebun Lidah Buaya daerah Maguwoharjo milik Bambang dan Hesti.

Dengan kedatangan Ferdinand dari GRIYA ALOEVERA BANTUL sangat membantu Petani dan Koperasi Tani Mandiri Yogyakarta karena dapat penghasilan dari Tanaman Lidah Buaya yang benar – benar jarang orang awam mengetahui tanaman tersebut dapat bermanfaat, apalagi untuk khasiat kesehatan. Ini merupakan pertama kali, terbanyak, dan terbesar dalam jumlah 3,5 Ton 350 kg / 3850 Kg dalam sekali panen dan sekali kirim, sungguh luar biasa, keterangan Untung Wijanarko salah satu Pendiri Koperasi Tani Mandiri Yogyakarta.
Ferdinand Sahat Parulian Tobing, S.A.P,. M.Si mengatakan ini merupakan pengiriman ketujuh kali dalam kurun waktu 3,5 bulan sudah mencapai 28,5 Ton / 28.500 Kg dari Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ( Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Kulon Progo ). Hal ini wujud Cita-Cita Ferdinand untuk memajukan Perlidahbuayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan mengatakan ” AKU PERINTIS BUKAN PEWARIS “, yang menjadi taglane untuk menuju KESUKSESAN dalam BERJUANG, BERUSAHA, DAN BERDOA.(her)