Gresik, peloporkrimsus.com – Bantuan logistik dan paket sembako kian berdatangan ke Pulau Bawean pasca gempa. Bantuan ini akan disalurkan kedua Kecamatan, Sangkapura dan Tambak di Pulau Bawean untuk korban bencana alam gempa bumi. Bantuan tersebut, datangnya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik dan Jatim, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Palang Merah Indonesia (PMI), Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia, TNI AL, Polda, Polres Gresik, dan Kodim 0817 Gresik serta PT ASDP. Tidak hanya itu, bantuan juga datang dari berbagai lembaga serta instansi dan donatur diluar Pulau Bawean maupun yang ada di Pulau Bawean itu sendiri.
Dari hasil pantauan di lapangan, ditemukan bantuan dari Kementerian Sosial Republik Indonesia selain disalurkan ke warga terdampak gempa juga ada yang di simpan di lumbung sosial. Di Wilayah Kecamatan Tambak pada Kamis (4/4) terlihat bantuan dari Kementerian Sosial disimpan didalam gedung yang dijadikan sebagai lumbung sosial. Lumbung sosial tersebut berada di wilayah Desa Gelam, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean.
Parahnya, warga terdampak gempa masih banyak yang bertahan di tenda-tenda pengungsian maupun tenda mandiri akibat rumahnya mengalami kerusakan yang cukup parah. Semestinya harus dijadikan prioritas dalam pendistribusian bantuan tersebut, Sabtu (6/4/2024).
Saat dikonfirmasi dan klarifikasi terkait bantuan ini kepada Kepala Desa Gelam, Abdussalam mengatakan bahwa bantuan tersebut milik Kemensos RI yang diserahkan ke Pemerintahan Kecamatan Tambak. Melihat di Kecamatan Tambak belum tersedia gedung kosong akhirnya bantuan itu dititipkan dan disimpan di salah satu gedung yang ada di Wilayah Desa Gelam sebagai tempat lumbung sosial (lumsos).
Selanjutnya Camat Tambak Muhammad Nur Syamsi, SP., M.M.A, membenarkan hal tersebut. Ia, mengungkapkan bahwa logistik yang disimpan di lumbung sosial (lumsos) yang ada di Desa Gelam tidak untuk diberikan kepada korban gempa yang saat ini, tetapi merupakan bentuk kesiap-siagaan pemerintah jika sewaktu-waktu ada bencana lagi, sehingga logistik yang berada di lumbung sosial dapat didistribusikan dengan cepat kepada warga terdampak, Minggu (7/4/2024).
Syamsi panggilan Camat Tambak menambahkan, ada berapa jenis logistik yang ditampung di lumbung sosial dan secara garis besar dibagi menjadi tiga jenis yaitu permakanan, inventaris dan buffer stock.
Akan tetapi kata Camat sampai saat ini Kecamatan Tambak belum mempunyai tempat untuk menampung bantuan logistik dari kemensos, sehingga pihaknya meminjam sementara di salah satu gudang yang berada di Wilayah Desa Gelam,” pungkas Camat Tambak.
Salah satu aktivis Peduli Bencana Bawean, Haris, SH mulai angkat bicara bahwa faktanya pada tanggal 7 April 2024 laporan dari BMKG masih terjadi gempa Bawean susulan dengan magnitudo 3.4 SR pada Pukul 12:33:22 WIB, dengan jarak 21 Km dari Tambak. Maka sangat prematur kebijakan perwakilan Kemensos Tambak dan Camat Tambak menghentikan bantuan logistik dari Kemensos RI untuk korban gempa yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian maupun tenda mandiri akibat rumahnya sudah hancur karena gempa.
Lebih lanjut Haris menambahkan, mereka lebih memilih akan membagi bantuan dari Kemensos RI untuk bencana alam yang akan datang sesuai program Kemensos.
“Masyarakat Pulau Bawean masih dihantui rasa trauma dan takut karena masih belum ada pengumuman atau surat edaran dari BMKG Bawean tentang status gempa Bawean, apakah masih darurat bencana atau pasca bencana?. Dengan menghentikan penyaluran bantuan logistik bantuan dari Kemensos RI dan di timbun di lumbung sosial sama halnya mengenyampingkan
nasib penyintas bencana, padahal adanya lumbung sosial tujuannya untuk penyintas bencana dapat segera terpenuhi dan diantisipasi”, tegas Haris, SH. (FR)