Home Berita Bupati Serahkan KUR Dan  Bantuan   CSR Penjamin KUR Pada 46 Debitur Petani...

Bupati Serahkan KUR Dan  Bantuan   CSR Penjamin KUR Pada 46 Debitur Petani Tambak Garam

395
0

Bima, peloporkrimsus.com – Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE yang didampinggi oleh Kemenko Perekonomian melalui Assisten Deputi Peternakan dan Perikanan Kemenko Perekonomian RI Jafi Alzagladi dan jajaran Petinggi BANK BNI, BRI, Bank Mandiri, BRI Syariah, Bank NTB Syariah, Jamrindo, Asrindo secara bergantian menyerahkan bantuan Kredit Usaha Rakyat dan Bantuan Dana CSR penjamin KUR kepada 46 Debitur Petani Tambak Garam Rakyat Kabupaten Bima yang diterima oleh masing – masing petani petambak garam.

Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE mengatakan bahwa dengan adanya bantuan yang diberikan ini kepada para penerima bantuan agar dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya dalam rangka peningkatan usaha garama rakyat yang digelutinya.

Oleh karena itu, gunakanlah dengan sebaik -baiknya bantuan tersebut sesuai dengan peruntukannya.  Hal ini dikarenakan bantuan tersebut merupakan salah satu upaya dari pemerintah dalam rangka peningkatan kesjahteraan masyarakat petani tambak.

Seperti kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Bima merupakan salah satu sentra garam nasional dalam rangka mendukung swasembada garam dan memiliki potensi lahan tambak garam yang sangat besar.

Karena itu, dituntut untuk meningkatkan produksi garam dengan potensi yang ada untuk menyumbang ketersediaan garam nasional. Saat ini, potensi luas lahan tambak garam di Kabupaten Bima mencapai 4.700 lebih Hektar dan baru 1.782 ha yang dikelola secara intensif dan menghasilkan garam K1 dan K2 sebanyak 145.000 ton atau baru 30 persen dari keseluruhan potensi lahan yang ada.

Sedangkan secara umum sisanya sekitar 70 persen masih berkualitas rendah. Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas garam menjadi K-1 diperlukan upaya peningkatan kualitas  secara bertahap dari tahun ke tahun antara lain melalui penggunaan teknologi geo-isolator. Guna mengelola tatakelola garam rakyat, persoalan pokok yang dihadapi oleh petambak garam, antara lain Infrastruktur (saluran irigasi, jalan usaha tani) yang belum memadai dan menyebabkan terhambatnya transportasi hasil produksi garam.

Aspek lainnya adalah harga garam yang tidak stabil, dan belum adanya perusahaan garam yang mau membeli  langsung garam di Bima, sehingga harus dikirim ke Surabaya seharga       Rp 78.000 per karung dengan biaya pengiriman yang relatif tinggi yaitu Rp 41.000 per karung atau Rp. 1.300 per kilogram  untuk Garam K-1. Jika harga tersebut dikurangi biaya pengiriman maka harga yang diperoleh petani berkisar Rp 37.000 per karung.

“Sementara jika  garam K-2 dan K-3  yang dikirim dengan harga Rp. 12.000 per karung maka petani tidak mendapatkan keuntungan”, Ujarnya rabu (27 /04).

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI, kebutuhan garam nasional diperkirakan sebesar 4,02 juta ton,  meliputi 2,05 juta ton garam industri dan 1,97 juta ton garam konsumsi dan meningkat rata-rata 2 –4 persensetiap tahun ujarnya.( Rf ) ADV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here