Wates,peloporkrimsus.com Sebagai wujud pemberdayaan terhadap Warga Binaan agar memiliki keterampilan dan keahlian sebagai bekal kembali ke masyarakat, Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Wates telah memperluas kerjasamanya dengan berbagai pihak. Selama ini Warga Binaan telah diberikan berbagai macam keterampilan di dalam rutan seperti menjahit, pertukangan, cukur rambut dan pertanian. Butuh lebih dari keterampilan untuk bisa bertahan di dunia kerja, apalagi di tengah pandemi saat ini, persaingan menjadi lebih kompetitif.
Bekerja sama dengan PT Sung Chang Indonesia, Pengolahan Wig keriting Butterfly yang hingga saat ini menjadi unggulan Rutan Wates dalam bidang produksi selama masa pandemi ini masih terus berjalan bahkan selalu mengalami peningkatan produksi. Hal ini dikarenakan masa pandemi tidak pernah menghalangi para WBP untuk selalu berkarya dan justru semakin produktif. Setiap harinya WBP dapat mengahsilkan kurang lebih 100 buah wig keriting butterfly namun selama masa pandemi ini produksi wig selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hingga saat ini produksi mengalami peningkatan cukup tajam menjadi 400 buah wig per harinya.
Wig hasil karya Warga Binaan tersebut akan di ekspor ke luar negeri oleh PT. Sung Chang Indonesia setelah dilakukan finishing berhubung Rambut palsu (wig) produksi PT Sung Chang Indonesia Kulonprogo cukup dimiati pasar luar negeri terutama pasar Eropa, Amerika dan Jepang.
Kepala Rutan Wates, Deny Fajariyanto, memberikan apresiasi dan dukungannya kepada para WBP yang rajin dalam pengolahan WIG. “Kegiatan ini tentunya memberikan semangat di tengah pandemi Covid-19 warga binaan masih tetap produktif, kemampuan kreativitas warga binaan agar di inventarisir dan dikelola dengan baik dan tepat guna,” pungkasnya.
Dari bimbingan kerja ini, selain mendapatkan keterampilan para WBP juga mendapatkan Upah/Premi yang diberikan setelah penyetoran hasil wig yang telah dikeriting. Premi ini diberikan baik kepada WBP yang bersangkutan secara cashless (BRIZZI) atau Keluarga dari WBP.(her)