SIDOARJO, PH-Krimsus : Pemberitaan yang viiral terkait kasus celana dalam do room karaoke X2 dan D’Tops, nampaknya tidak ada penindakan dalam kasus tersebut. Pemberitaan kasus celana dalam purel di dalam room karaoke X2 dan d’Top berimbas sejumlah anggota polisi di Sidoarjo kerepotan dan kasusnya “Mandek”. Bagaimana tidak berawal dari kasus karaoke X2 dan d’Top dan hingga berujung Kapolsek arogan terhadap rekan wartawan dilapangan kasus terkesan jalan ditempat.
Kini, giliran Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol. Muhammad Harris diduga “Serang” wartawan dengan mengkritik kinerja media dalam bahasa penulisan pemberita’an terkait penanganan kasus celana dalam wanita didalam room karaoke oleh pihak Polresta Sidoarjo.Terkait Judul “Kapolres Sidoarjo ‘MBIDEK’ Mantan Propam Ini Jadi Viral” semakin disoal Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kepada wartawan lalu pada (23/12). Menurutnya judul yang dibuat oleh media, jika judul tersebut harusnya tidak seperti itu. “MBIDEK?? Bahasanya kenapa kasar sekali ya,” ungkap Kompol. M Harris melalui nomor whatsaap miliknya.Menurut Kompol. M Harris sebagai media seharusnya memberi penyajian berita yang baik-baik kepada masyarakat pembaca dan tidak seharusnya diberi judul seperti itu.
“Media harus memberi edukasi juga ke masyarakat dong… bukan hanya info”
. ‘MBIDEK’ artinya ‘diam’ to, tapi itu kan bahasa kasar mas, Kenapa tidak pakai bahasa Indonesia saja sekalian,” kata Kompol M Harris kepada beritarakyat.co.id
Dari kejadian dan sampai dengan viral nya pemberitaan tersebut, salah satu perwira polisi kepada media ini, mewanti-wanti agar namanya tidak ditulis,Menyampaikan perihatin adanya kejadian perilaku Kapolsek Kota Sidoarjo yang arogan terhadap rekan pers sebagai mitra kerja kepolisian.
“Yang punya pengaruh kuat itu tidak lain ya Pers, kalau ada anggota atau Perwira yang kontra produktif perilakunya, peran awak media yang lebih potensial dan bertaring, kalau kita atau saya anggota tingkat bawah ini sangat dibatasi dengan aturan hierarkhis,” Ujar perwira yang bertugas diwilayah hukum Polresta Sidoarjo (30/12). beberapa waktu lalu.
Anggota polisi ini juga menyayangkan sikap arogan Kapolsek kepada rekan pers yang sudah viral diberitakan di media.”Kita sangat menyayangkan sikap yang demikian, memang sepertinya suatu permasalahan yang paling ampuh jalan keluarnya yaitu menjalin komunikasi, tapi itulah faktanya, dan itu adalah oknum,” ujarnya.
Perwira tersebut menambahkan, dirinya menyadari bahwa sudah menjadi konsekwensi Institusi, bila ada anggota yang berulah kontra produktif akan kena dampaknya.
“Saya berharap hubungan baik kita jangan sampai terpengaruh dengan hal seperti itu, kita tetap saling jalin komunikatif yang sehat dan bermartabat,” tutupnya.
Ironis dari tindakan dua perwira polisi ini terkesan berusaha menyerang awak media yang memberitakan miring terkait kasus tersebut.
Muncul sebuah satu pertanyaan!!
Siapakah bos karaoke X2, hingga dua perwira polisi ini enggan menangkap dan memproses pelaku tindak pidana dan penyedia room (pengusaha Karaoje X2 dan D’Tops) tersebut.
Sementara Ade wartawan Berita Rakyat kepada rekan media mengatakan, saya heran sampai viral begitu kok tidak ada penindakan dan sangsi kepada pelaku dan pengusaha yang dekat dengan oknum polisi tersebut, sehingga kasus ini terkesan jalan ditempat.” sangat menyayangkan kinerja Kepolisian Resort Sidoarjo Kota ini pungkas Ade. . Tim