Gresik, peloporkrimsus.com – Gempa Bawean pada 22 Maret 2024 tahun lalu masih meninggalkan cerita pilu bagi penerima bantuan perbaikan rumah terdampak gempa. Pasalnya, bantuan perbaikan rumah kategori berat yang dikerjakan PT. Guriang Manggung Padjajaran, aplikator asal Cianjur Jawa Barat hingga saat ini masih terbengkalai. Parahnya, perbaikan rumah ini lepas dari pengawasan pihak-pihak terkait.
Hasil pantauan awak media di dusun Rabe, desa Lebak, kecamatan Sangkapura pulau Bawean, kabupaten Gresik, ada 5 (lima) penerima bantuan perbaikan rumah terdampak gempa kategori berat yang dikerjakan melalui Aplikator asal Cianjur yang hingga kini memprihatinkan. Selain kontruksi bangunan yang diduga tidak sesuai spesifikasi rumah tahan gempa dan pekerjaan juga terlalu lama, sehingga pemilik rumah mengeluhkan.

Salah satu penerima bantuan perbaikan rumah tersebut, Asmuni mengungkapkan bahwa dirinya awalnya lebih memilih dikerjakan oleh Aplikator, dengan alasan rumah tersebut bisa dengan secepatnya selesai. Namun faktanya hingga saat ini belum kunjung rampung, Senin (03/11/2025).
Asmuni berharap kepada pemerintah kabupaten Gresik untuk segera turun tangan dalam masalah ini, karena bantuan perbaikan rumah terdampak gempa kategori berat sebesar Rp 60 juta sudah dicairkan oleh pemerintah, namun rumah yang dikatakan akan selesai sebelum hari raya Idul Fitri hingga kini masih belum rampung,” ujarnya.

Senada dengan Maymah menuturkan, bahwa rumahnya juga belum selesai dikerjakan oleh Aplikator. Saat hujan turun disertai angin terpaksa harus menempati rumah tersebut. Pasalnya, rumah hunian sementara yang selama ini ia tempati sudah rusak.
Maymah mengatakan dapat bantuan keramik dari Camat Sangkapura. Menurut Lumri, bantuan keramik tersebut dari Bupati Gresik melalui Camat Sangkapura. Namun untuk ongkos angkut dari toko material hingga bisa sampai ke rumahnya ditanggung sendiri. Selain itu, untuk pemasangan keramik dirinya terpaksa harus membayar ongkos tukang sendiri. Sedangkan perbaikan rumahnya hingga kini belum diselesaikan oleh pihak Aplikator. Seperti pintu belum terpasang, lantai belum di semen, dan toilet belum dibangun.
Penderita yang dialami oleh kelima orang penerima bantuan perbaikan rumah terdampak gempa kategori berat yang dikerjakan oleh PT. Guriang Manggung Padjajaran, aplikator asal Cianjur lepas dari pengawasan pihak terkait. Terlebih dari pemerintah desa hingga kecamatan Sangkapura yang terkesan tutup mata dan tidak peduli.
Hal ini baru yang terjadi di dusun Rabe desa Lebak, kecamatan Sangkapura tidak tutup kemungkinan hal serupa terjadi di desa lain. (FR)



