MARTAPURA, PH-Krimsus : Puncak haul KH. Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani yang lebih di kenal (Abah guru sekumpul) ulama/waliullah KH. Zaini Ghani yang merupakan ulama kharismatik yang dicintai oleh para muridnya baik dimasa beliau hidup hingga beliau sudah wafat di tanah serambi mekkah Martapura untuk sebutan di daerah Banjarmasin. Acara dilaksanakan minggu malam tanggal 25 Maret 2018. Padat nya jamaah yang membludak tiada henti mengisi shap untuk memposisikan diri persiapan bada magrib. Pelaksanaan berjalan tertib dan hikmat, di pandu dan diarahkan panitia pelaksana yang santun yang mencapai puluhan ribu di bantu aparat kepolisian setempat. Para tamu yang datang bukan hanya dari masyarakat lokal, tapi juga dari pulau jawa, madura, Samarinda, Tarakan, Kutai, bahkan dari pulau sumatera, tepat nya Indragiri dan Tambilahan provinsi Riau yaitu guru Sapat Syekh Abdurahman Sidik Al-Banjari yang juga berasal dari dari juriat Sekumpul Martapura. Dari Negara tetangga juga berdatangan terutama, Brunai Darusalam, Malaysia, Singapura, Yaman, Kairo pdan negara-negara Timur tengah lainnya.
Pantauan Tim Media Nasional Pelopor Hukum & Krimsus yang berhadir selama 2 (dua) hari di lokasi, memantau jalannya acara disekitat jalan utama sekumpul dan sekitarnya semua di padati jamaah yang mayoritas berseragam putih – putih, yang diperkirakan lebih dari 1 (satu) juta jamaah yang berhadir. Setiap rumah dan ruko masyarakat di persiapkan untuk menampung para jemaah dari luar kota yang memerlukan tempat berteduh dan istirawat. Di setiap pertengahan jalan di buat posko – posko untuk membantu jemaah yang memerlukan info dan petunjuk. Warung makan dan minum didirikan warga untuk memberikan kepada jemaah secara gratis tanpa di pungut bayaran. Nampak warga disekitar komplek guru sekumpul yang juga murid – murid semasa beliau hidup dan memberikan ajaran yang bermanfaat untuk menjalani hidup maupun bekal nantinya di akhirat. Sehingga saat beliau wafatpun tetap menjunjung tinggi amanat yang di berikan tetap melekat. SehinÄ£a pada saat acara dimulai yaitu melaksanakan sembahyang bada Magrib, hujan mulai turun mengguyur semua jamaah yang membludak di jalan – jalan, mereka ingat pesan beliau kalau pada saat ada haul ulama – ulama besar, bila terjadi hujan itu bearti Allah telah menumpahkan air zam – zam, sehingga dosa – dosa yang ada di tubuh kita semoga luntur oleh guyuran hujan. Ternyata petuah beliau terbukti dan di yakini para jemaah, sehingga pada saat hujan lebatpun jemaah tidak ada yang bergeming untuk membatalkan shalatnya, karena ini merupakan suatu berkah. Setelah selesai, acara dilanjutkan pembacaan Surat Yasin, Maulid Habsi, Tahlil Zikir Manasip dan diakhiri ditutup dengan doa Haul. ( Tim Pelopor ).