Gresik,peloporkrimsus.com – Adanya Intensitas hujan sedang dan lebat yang disertai petir dan angin kencang sesaat pada pagi, sore, dan malam hari di wilayah Kepulauan Bawean, mengakibatkan adanya longsor, banjir bandang, jembatan penghubung antar desa putus, dan pohon tumbang.
Musibah banjir hampir tiap akhir tahun terjadi di dua kecamatan yang ada di Pulau Bawean khususnya di kecamatan Sangkapura, sekitar Pukul 20:00 hingga Pukul 02:30 WIB di wilayah kecamatan Sangkapura diguyur hujan lebat yang mengakibatkannya air sungai meluap ke persawahan dan pemukiman warga yang berada perkotaan yakni Desa Kotakusuma, Desa Sawah Mulya, dan Desa Sungai Teluk. Di Desa lainnya seperti Lebak, Suwari, Dekatagung. Sedangkan bencana tanah longsor terjadi di Dusun Menara, Desa Gunungteguh dan Desa Suwari tepatnya di Dusun Melinju.
Banjir terjadi setelah 4 jam diguyur hujan yang begitu lebat disertai angin kencang. Desa yang terparah akibat adanya banjir di Desa Kotakusuma yang meliputi Dusun Bungkosobung, Barat Sungai, dan Dusun Pateken yang berdekatan tidak jauh dari pantai.
Banjir ini dikategorikan yang paling parah dan lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan curah hujan yang tinggi dan air laut yang pasang (ROB).
Camat Sangkapura, M. Syamsul Arifin, S. Sos., M.M beserta jajarannya langsung meninjau ke lokasi yang terkena banjir dan longsor sekitar Pukul 00:05 untuk memastikan tidak ada korban jiwa.
Arifin, panggilan akrabnya Camat Sangkapura mengungkapkan, banjir kali ini terhitung yang paling parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena air laut Rob dan intensitas hujan yang lebat.
“Anggota Koramil 0817/17 Sangkapura bersama anggota Polsek Sangkapura ikut serta memantau serta membantu masyarakat yang rumahnya terkena banjir. Keesokannya pihak Pemerintah Kecamatan Sangkapura melalui Kasi Trantibum bersama anggota Polsek Sangkapura dan anggota Koramil 08171/17 Sangkapura membantu warga Dusun Menara, Desa Gunungteguh bergotong royong membersihkan material longsor,” Selasa (27/12/2022).
Lebih lanjut, Arifin menambahkan banjir baru bisa surut di dusun pateken, Desa Kotakusuma yang hampir mencapai 60 cm sekitar Pukul 02:30 WIB setelah air laut mulai surut dan hujan sedikit reda. Dari musibah bencana alam ini yang terjadi tidak ada korban jiwa, dan dihimbau kepada seluruh warga masyarakat pulau Bawean khususnya di Kecamatan Sangkapura, untuk tetap waspada dan berhati-hati melihat prakiraan dari BMKG Bawean curah hujan masih tinggi disertai angin, Senin (26/12/2022) malam, pungkasnya.
Atas kejadian bencana alam tersebut, DariNazar, SH, yang merupakan salah satu aktivis yang selalu bergelut dengan persoalan sosial dan hukum juga menyayangkan kepada pihak-pihak terkait. Bencana alam hampir tiap tahun terjadi di pulau Bawean, namun sampai saat ini masih belum terlihat kerja nyatanya untuk menanggulangi adanya musibah tersebut. Paling tidak bisa meminimalisir adanya kerusakan yang diakibatkan oleh banjir tersebut, dengan memfungsikan aliran sungai yang sudah ada untuk upaya pembersihan dan pelebaran volume sungai tersebut yang sudah menyempit serta dangkal, ujarnya.
Darinazar juga berharap gunung yang ada di Bawean jangan sampai gundul akibat penebangan pohon milik warga tanpa adanya pengawasan dari pihak terkait, selain itu kegiatan Reboisasi mesti dilakukan untuk menjaga keutuhan fungsi dari gunung tersebut guna untuk menyerap air hujan dan menahan adanya tanah longsor.
“Bencana alam ini bukan hanya banjir dan longsor yang terjadi, namun ada beberapa jalan dan jembatan penghubung yang rusak parah sampai putus dan ambrol. Selain itu sebagian rumah warga di tepian pesisir rusak parah akibat hantaman ombak besar, dan banyak pohon besar tumbang menghalangi jalan poros desa maupun Jalan Lingkar Bawean”, tandas Darinazar, SH.
Masih Darinazar menambahkan, melihat tiap tahun bencana alam tersebut sering terjadi di pulau Bawean, lebih baiknya Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik segera mendirikan posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah kerja Bawean dibanding dengan UPT Pemadam Kebakaran, sebab masih banyak kemungkinan jika Damkar ada di Pulau Bawean dirasakan kurang efektif, hal ini mengingat kondisi JLB disaat akan dilewati oleh mobil pemadam kebakaran, apalagi jalan di desa-desa yang ada di pulau Bawean.
(Fairi)