Home Berita Kualitas Pengerjaan Proyek Jembatan Apung Pulau Gili Bawean Dipertanyakan.

Kualitas Pengerjaan Proyek Jembatan Apung Pulau Gili Bawean Dipertanyakan.

392
0

Gresik,peloporkrimsus.com – Proyek Rehabilitasi Jembatan Apung di Pulau Gili, Desa Sidogedungbatu, Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur layak menjadi sorotan. Pasalnya hasil pantauan di lapangan ditemukan sejumlah kejanggalan pada pekerjaan tersebut, yang menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas serta standar pengerjaan proyek yang seharusnya mengutamakan keamanan masyarakat, serta kekuatan dari jembatan apung tersebut.

Salah satu kejanggalan yang terlihat di lokasi proyek jembatan apung ditemukan adanya material kubus apung (pontoon) yang asal dipasang kembali, termasuk yang sudah rusak diperbaiki untuk bisa digunakan lagi.

Selain itu, perhatian juga tertuju pada pekerjaan dermaga apung yang hanya direhabilitasi pada bagian lantai saja, sedangkan tiang beton ke dasar laut masih menggunakan yang asal.

Salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa besi cor bekas dermaga yang dibongkar digunakan kembali pada pekerjaan proyek yang sekarang.

“Tiang-tiang penyangga atap untuk dermaga menggunakan besi biasa yang sudah dicat tampak menyerupai stainless steel. Padahal, untuk penggunaan stainless steel menjadi salah satu standar penting agar struktur tidak cepat berkarat dan tetap aman digunakan,” katanya.

“Kami kuatir jembatan ini tidak akan bertahan lama, kalau material bekas digunakan dan tiang besinya tidak standar, bagaimana dengan keamanan warga yang setiap hari melintas?” ujar seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan melakukan inspeksi menyeluruh sebelum proyek dinyatakan selesai dan digunakan oleh masyarakat, karena saat pekerjaan berlangsung jarang terlihat pengawas yang bertugas di lokasi, dikuatirkan justru akan menimbulkan risiko kerusakan dini hingga potensi kecelakaan.

Atas temuan ini, awak media mencoba meminta klarifikasi dan konfirmasi kepada Mohammad Hazis selaku konsultan pengawas yang ditunjuk oleh CV. Toto Karya Sekawan. Mohammad Hazis membenarkan adanya kubus apung yang lama masih digunakan kembali, termasuk besi cor sebagian menggunakan bekas yang asal. Hal ini sesuai dengan perencanaan proyek rehabilitasi jembatan apung tersebut.

Untuk panjang apung lama itu sendiri masih belum diketahui secara pasti, namun penambahan apung yang baru ada 12 meter produk Taiwan sesuai dengan apung yang asal, ujarnya.

Mohammad Hazis menegaskan untuk dua tiang yang menancap ke dasar laut menggunakan bahan stainless steel, sedangkan untuk kerangka atap menggunakan besi galvanis.

Sekadar diketahui, bahwa proyek rehabilitasi dermaga apung pulau Gili, Bawean merupakan program penyelenggaraan jalan oleh DPUTR Bidang Bina Marga Kabupaten Gresik yang didanai oleh APBD Kabupaten Gresik 2025, dengan nilai kontrak sebesar Rp. 1.867.142.694,78 Miliar, dikerjakan oleh CV. Tamara dengan waktu penyelesaian 108 hari kalender sesuai kontrak. Proyek ini mulai dikerjakan 15 September 2025 dan rampung pada akhir bulan Desember 2025.
(FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here