Home Berita Nelayan Porsen Sungaitopo Mengeluhkan Sarpras Yang Kurang Memadai di Instalasi Pelabuhan Perikanan...

Nelayan Porsen Sungaitopo Mengeluhkan Sarpras Yang Kurang Memadai di Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai Bawean.

657
0

Gresik, peloporkrimsus.com – Memasuki musim ikan, nelayan porsen sungaitopo di kecamatan Sangkapura, Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur masih mengeluhkan sarana dan prasarana yang kurang memadai. Kehadiran Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang sangat dibutuhkan hingga kini belum tersedia di Instalasi Pelabuhan Perikanan Pantai (IPPP) Bawean. Pasalnya, setiap nelayan mendapat ikan hasil tangkapan dalam jumlah banyak pasti berdampak pada anjloknya harga. Mirisnya lagi, ikan kadang tidak laku dipasaran hingga dibagikan kepada warga dan sisanya dibuang kelaut.

Dari hasil pantauan awak media dilapangan, bahwa pada Selasa (02/9) pagi, kapal KMN Cinta Abadi dengan juragan Muhammad Aman mendapat ikan rencek jenis binggul (layang) sekitar 1 ton. Pengepul hanya berani membeli per basket dengan harga Rp 100.000,00.
Anjloknya harga ikan di pulau Bawean disebabkan beberapa faktor, antara lain, belum normalnya transportasi laut akibat kapal KMP Gili Iyang belum beroperasi kembali, terbatasnya persediaan es batu, dan cool box.

Pada siang hari, diketahui bahwa KMN Fitra yang dinahkodai Bapak Saud berhasil membawa ikan hasil tangkapan jenis ikan Pongkor sebanyak 6 kotak (petak). Hasil tangkapan ini diperkirakan mencapai sekitar 9 ton.

Jenis ikan Jaket/Pongkor diketahui ikan yang sangat bernilai dan mahal, namun pihak pengepul berani mematok harga perkilogram Rp 45.000,00.

Menurut Jamil selaku pengepul lokal, pihaknya berani mematok harga segitu karena beberapa faktor. Selain transportasi laut yang belum normal, juga memikirkan persediaan es batu dan cool box.

“Pernah kejadian sebelumnya mengalami kerugian yang cukup besar akibat ikan kekurangan es saat pengemasan. Pihaknya berharap Pemkab Gresik beserta Provinsi Jawa Timur untuk turun tangan memberikan solusi dan membantu menyelesaikan permasalahan yang kerap kali dialami oleh nelayan Bawean,” katanya.

Jamil menambahkan, saat ini proses bongkar muat ikan Pongkor masih berlangsung hingga diperkirakan sampai malam. Disisi lain persediaan es batu sudah menipis dan cool box sudah tidak ada lagi. “Jujur saja hal ini membuat dirinya merasa kuatir, takutnya ikan yang masih tinggal tiga kotak (petak) di atas kapal porsen nelayan tidak bisa tertampung semuanya,” ujarnya.

Semoga kapal KMP Gili Iyang segera dioperasikan kembali. Melihat kebutuhan masyarakat Bawean sangat tergantung dari daratan Jawa. Selain itu, perekonomian masyarakat Bawean juga sangat bergantung pada kelancaran arus transportasi laut, pungkas Jamil.

Diketahui bahwa ikan hasil tangkapan Juragan Saud, selain dibeli sama Jamil juga dibeli oleh pengepul lainnya. Sedangkan kapal pengepul asal Kalimantan dan Brondong yang biasa membeli ikan tangkapan hasil nelayan Sungaitopo ketepatan tidak datang akibat cuaca buruk. (FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here