Gresik, peloporkrimsus.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik dalam rangka mengatasi adanya kelangkaan dan melonjaknya harga kebutuhan pokok di pulau Bawean, menggelar operasi pasar murah. Pasar murah ini dilaksanakan secara serentak di dua kecamatan pulau Bawean.
Operasi pasar murah yang digelar di delapan titik yang tersebar di kecamatan Sangkapura dan Tambak pulau Bawean pada Kamis (18/9/2025) menuai kritik dari warga. Pasalnya, harga barang yang dijual beda tipis dari harga pasaran. Selain itu, kebutuhan pokok masih banyak yang tidak tersedia.

Dari hasil pantauan yang berhasil dihimpun, bahwa kegiatan pasar murah ini dianggap belum memenuhi harapan masyarakat Bawean, karena harga sembako tidak jauh berbeda dengan pasaran, sementara sejumlah bahan pokok yang diharapkan masyarakat Bawean, salah satunya telur ayam tidak tersedia.
Diketahui operasi pasar murah yang digelar di pulau Bawean menjual kebutuhan pokok dengan harga jual, seperti gula pasir Rp 17 ribu, Minyak goreng merk Fortune 1 liter Rp 20 ribu, minyak Fortune 2 liter Rp 39 ribu, Terigu Mila Rp 12 ribu, Bawang merah Rp 35 ribu per kilogram, dan bawang putih Rp 33 ribu per kilogram.

Menurut salah satu warga desa Kotakusuma, Halimah mengungkapkan kekecewaannya setelah mengetahui harga barang yang dijual. “Harganya lumayan, tetapi tetap kurang murah. Sembako yang dijual juga tidak sesuai dengan harapan karena tidak ada telur ayam, maupun beras. Menurutnya, lebih baik pemerintah menyediakan kapal seperti KMP Gili Iyang daripada pasar murah. Dengan lancarnya kapal laut maka permasalahan kelangkaan ini akan segera teratasi,” tegasnya.
Selanjutnya, Kepala Desa Suwari sekaligus koordinator Pos 1 wilayah barat, Daifi menuturkan bahwa dengan adanya pasar murah ini antusias masyarakat biasa saja, Kamis (18/9/2025).
“Antusias masyarakat pulau Bawean tidak begitu tinggi setelah mengetahui harga barang yang dijual tersebut, karena harga di pasar murah tidak jauh berbeda dengan harga pasar. Selain itu, kegiatan ini juga hanya berlangsung satu hari,” katanya.
Lebih lanjut, Kades Daifi mengatakan bahwa pasar murah lebih tepatnya digelar menjelang Maulid Nabi. Momen saat kebutuhan warga meningkat. Ia berharap, kapal KMP Gili Iyang segera beroperasi agar distribusi sembako dari daratan Gresik maupun Paciran ke pulau Bawean lancar, ujarnya.
Selanjutnya, Kades Kumalasa Idham Cholik menambahkan, ke depannya harus ada transparansi terkait dengan harga barang yang dijual di pasar murah. Pihaknya baru mengetahui harga barang tersebut setelah viral di medsos, Jum’at (19/9/2025)
“Warga akan lebih memilih berbelanja ke tempat lain jika harga barang yang dijual di pasar murah cuma selisih antara Rp 1000 hingga Rp 2000,” ucapnya.
Idham Cholik meminta kepada pemerintah supaya hal ini menjadi evaluasi, dan berharap kapal KMP Gili Iyang segera dioperasikan kembali untuk kelancaran pasokan kebutuhan masyarakat Bawean.
Amin salah satu warga desa Kumalasa mencurigai adanya praktek bisnis di pasar murah ini. Jika pasar murah yang digelar di pulau Bawean murni program dari pemerintah daerah pastinya harga barang yang dijual tidak akan ada penurunan harga pada hari kedua. “Barang merah awalnya dijual Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 30 ribu, dan bawang putih awalnya Rp 33 ribu per kilogram menjadi Rp 28 ribu,” tandasnya.
Sekedar informasi, bahwa keterlambatan kapal laut kerap memicu lonjakan harga sembako di pulau Bawean. Kehadiran pemerintah daerah sangat diharapkan untuk memikirkan kelancaran transportasi kapal sebagai solusi utama dalam memenuhi pasokan kebutuhan pokok dan stabilitas harga di pulau Bawean. (FR)



