SEKAYU, peloporkrimsus.com – Adanya pemberitaan disalahsatu media online tentang Warga Kecamatan Sanga Desa Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) meminta agar camat mereka diisolasi lantaran pulang ke kota Lubuk Linggau yang notabene merupakan kawasan zona merah Covid-19 yang disampaikan kepada Ketua Persatuan Organisasi Musi Banyuasin (POM) saat kunjungan ke Sanga Desa, Jumat (1/5). Kemudian pemberitaan ini mendapatkan kritikan dari ASN sebagaimana dilansir oleh www.sentralpost.com yang menyatakan pemberitaan tersebut tidak seimbang, sabtu (9/5).
Terkait hal itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Musi Banyuasin (Muba) Herlin Koisasi angkat bicara. Dalam situasi ditengah pandemi Covid-19 Herlin berharap agar para wartawan khususnya yang tergabung dalam organisasi PWI dalam melaksankanan tugas kejurnalistikan tetap menjaga profesionalisme dan berpegang teguh pada kode etik jurnalistik, dengan membuat berita secara seimbang dan adil.
“Saya pikir kritikan ini positif dan konstruktif. Kalau wartawan yang tergabung dalam PWI sudah jelas apa yang harus dilakukan karena sudah diterbitkan Panduan tentang Peliputan Wabah Covid-19 oleh PWI Pusat. Alhamdulillah hasil Rapid Test lalu 100% wartawan PWI Muba yang ditest hasilnya negatif. Terkait wartawan yang berdomisili diluar Muba apabila masuk ke Muba untuk melaksanakan tugas jurnalistik, ya tinggal patuhi saja panduan tersebut. Jika memang harus melakukan isolasi mandiri saya pikir tidak ada masalah. Itukan untuk menjaga kesehatan kita bersama”, jelas Herlin.
Herlin juga berharap kiranya dalam menyikapi persoalan Camat Sangadesa ini Bupati Muba harus dengan bijaksana. Herlin menilai pasti ada sesuatu yang mendesak sehingga Camat Sangadesa harus pulang ke Lubuk Linggau. Ia menyakini pasti selama berada disana Camat sudah melakukan langkah antisipasi sehingga dirinya tidak tertular dari Covid-19, misalnya menggunakan APD dan tidak kemana-kemana hanya mengunjungi keluarganya.
Akibat pemberitaan tentang Camat Sangadesa, Bupati Muba H. Dodi Reza Alex Noerdin beberapa hari lalu terkesan buru-buru dan malahan memberikan pernyataan di media akan mem-PLT-kan pejabat yang keluar daerah bahkan menerbitkan Instruksi Bupati yang berlaku bagi seluruh ASN bahkan keluarganya.
“Semestinya tidak usah buru-buru menerbitkan Instruksi Bupati yang melarang ASN dan keluarga yang berdomisili di luar Muba untuk tetap bekerja dan tidak pulang ketempat tinggalnya. Apalagi sampai mendapatkan hukuman disiplin sedang/berat dan dipotong TPP-nya. Saya pikir terlalu berlebihan menyikapi hal ini. ASN yang berdomisili diluar daerah juga berkewajiban untuk mengurusi keluarganya agar tidak terdampak Covid-19”, kata Herlin.
“Jangan sampai nanti instruksinya malah kontradiktif. Selama masih adanya Covid-19 ASN kan sudah dibatasi untuk bekerja di kantor dan melaksanakan Work From Home (WFH). Tentu bagi mereka yang berdomisili di luar Muba akan pulang dan bekerja dari rumahnya. Saya sarankan agar tidak keluar-masuk Muba sebaiknya mereka tetap berada di luar Muba bersama keluarganya, namun tetap melaksanakan WFH”, ungkap Herlin.
Herlin berharap tidak usah sampai ada pemberian sanksi disiplin sampai adanya pemotongan TPP. Masyarakat Muba patut berterima kasih kepada ASN yang telah peduli dengan dipotong gajinya untuk zakat yang dikelola BAZ dan sumbangan beras untuk masyarakat Muba yang dikelola KORPRI. Bahkan saat ini anggaran kegiatan pun dialihkan semua untuk penanganan Covid-19. “Apalagi yang mau dipotong, TPP ASN Muba pada umumnya sekarang sudah kecil karena sebelumnya sudah dipotong, yang TPP besarkan hanya beberapa OPD tertentu saja”, ujar Herlin.
“Wartawan dan ASN itu sudah tahu apa yang harus dilakukan apabila mereka harus keluar-masuk wilayah Muba, karena sudah ada panduannya. Justru kami menghimbau kepada anggota LSM yang melakukan pemantauan Covid-19, harus mematuhi ketentuan dan anjuran pemerintah. Sebagai organisasi wartawan yang profesional dan independen yang melakukan kontrol sosial termasuk terhadap lembaga non-pemerintahan. Kami akan menindaklanjuti kritikan ASN tersebut dan memberikan masukan kepada Ketua POM. Jangan sampai nanti anjuran pemerintah untuk tetap berada dirumah malah anggota POM berjalan-jalan keliling Muba. Covid-19 tidak kelihatan, jangan sampai nanti keliaran malah justru menularkan atau terkena virus corona. Kita percayakan saja kepada petugas yang ada dilapangan, mereka bekerja kita tetap dirumah,” pungkas Herlin.(ARA)