Home Berita Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Kepala MTs UMMA Bawean Menyalakan Asa Pendidikan Lebih...

Refleksi Hari Pendidikan Nasional, Kepala MTs UMMA Bawean Menyalakan Asa Pendidikan Lebih Bermakna dan Inklusif.

695
0

Gresik, peloporkrimsus.com – Kepala Madrasah Tsanawiyah Umar Mas’ud, Bawean, Himmatusy Syarifah menyalakan pendidikan dari kepulauan Bawean; Refleksi Hari Pendidikan Nasional. Dalam dunia pendidikan, refleksi dapat membantu guru dan siswa untuk mengevaluasi proses pembelajaran, memahami kekuatan dan kelemahan, dan membuat perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei menjadi momen penting untuk merefleksikan arah dan wajah pendidikan kita, termasuk di daerah-daerah kepulauan seperti Pulau Bawean. Di tengah semangat merayakan kemajuan pendidikan nasional, kami para pendidik di pulau ini justru dihadapkan pada tantangan nyata yang mengusik hati dan pikiran: rendahnya motivasi siswa untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, kurangnya kepedulian orang tua terhadap pentingnya pendidikan, meningkatnya kenakalan remaja, serta minimnya perhatian terhadap anak-anak penyandang disabilitas, ujar Himmatusy Syarifah.

Himma biasa disapa mengataka bahwa di Pulau Bawean, mimpi untuk kuliah masih menjadi hal yang langka diimpikan oleh sebagian besar siswa. Bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena semangat itu belum tumbuh kuat dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Banyak anak yang setelah lulus jenjang MTs/SMP atau MA/SMA, SMK lebih memilih bekerja atau merantau, karena pendidikan belum sepenuhnya dianggap sebagai jalan utama menuju masa depan yang lebih baik.

“Orang tua, di sisi lain, kerap kali memaknai pendidikan hanya dari sudut pandang biaya. Pendidikan yang gratis dianggap sebagai kewajiban negara sepenuhnya, tanpa melihat bahwa mendidik adalah kerja bersama antara sekolah dan keluarga. Tidak sedikit orang tua yang mampu secara ekonomi, namun masih menginginkan segala sesuatunya gratis tanpa berkontribusi untuk kualitas pendidikan anak-anaknya. Ini mencerminkan perlunya peningkatan literasi pendidikan dan peran orang tua sebagai mitra sekolah,” ujarnya.

Kami juga tidak bisa menutup mata terhadap semakin maraknya kenakalan remaja. Fenomena penggunaan narkoba, judi online, pencurian, hingga kehamilan di usia sekolah menunjukkan bahwa pendidikan karakter belum sepenuhnya berhasil. Anak-anak kita tidak hanya butuh pengajaran, tetapi juga keteladanan, pendampingan, dan lingkungan sosial yang sehat. Teknologi yang masuk ke pelosok desa, jika tidak disertai dengan pendampingan moral, justru menjadi bumerang yang merusak generasi muda.

Lebih menyedihkan lagi, perhatian terhadap anak-anak disabilitas di Pulau Bawean masih sangat minim. Meskipun secara regulasi semua sekolah harus menjadi sekolah inklusi, pada praktiknya masih banyak yang abai. Anak-anak berkebutuhan khusus sering tidak mendapatkan akses pendidikan yang layak. Orang tua pun cenderung menutup diri karena stigma sosial masih sangat kuat. Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua: membangun sistem pendidikan yang benar-benar adil dan merangkul semua anak, tanpa kecuali, tandas Himmatusy Syarifah, Jum’at (02/5/2025).

Himmatusy Syarifah mengungkapkan, Refleksi Hari Pendidikan Nasional tahun ini harus menjadi cambuk sekaligus harapan. Kami para pendidik menyadari bahwa membangun masa depan anak-anak bukan hanya tugas guru di ruang kelas. Pendidikan sejati lahir dari kolaborasi erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Kami mengajak orang tua untuk lebih terlibat, tidak hanya dalam urusan administrasi, tetapi dalam membangun semangat belajar anak-anak di rumah. Kami mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman, ramah, dan peduli terhadap perkembangan anak-anak dan remaja. Dan kami juga mengajak seluruh elemen di pulau ini untuk bersama-sama memperjuangkan pendidikan yang inklusif bagi semua anak, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus.

“Pulau Bawean bukanlah pinggiran dari Indonesia. Ia adalah bagian penting dari wajah bangsa ini. Dan dari pulau kecil inilah, masa depan besar itu bisa dimulai—asal kita mau peduli, bergerak, dan bersatu untuk menyalakan kembali pelita pendidikan,” pungkas Kepada MTs UMMA Bawean Himmatusy Syarifah.
(FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here