Sidoarjo,peloporkrimsus.com – Salam Anti Korups Bersama ini kami sampaikan kajian MAKI ( Masyarakat Anti Korupsi Indonesia ) Koorwil Provinsi Jawa Timur berkenaan dengan maraknya pelaporan yang dilakukan teman-teman sejawat yaitu LSM, Ormas dan rekan rekan aktivis
Adapun kajian kami :
1. Mengajak seluruh masyarakat jawa timur untuk lebih fokus dan support total terkait aplikasi program pemerintah Provinsi Jawa Timur demi peningkatan kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur sebagai penerima program
2. Mengajak lembaga swadaya masyarakat, Ormas dan rekan rekan aktivis untuk menyidahi segala polemik yang berkaitan dengan issue dugaan pelanggaran PROKES dari Ibunda Khofifah, Gubernur Jawa Timur. Banyak dan sangat banyak yang kita bisa lakukan dalam rangka menajamkan fungsi pengabdian, itu lebih mulia daripada bermain main di ranah isue yang jauh dari sifat dan sikap kearifan lokal masyarakat Jawa Timur serta dari pemangku kebijakan
3. Mengajak Masyarakat untuk lebih meningkatkan peran sertanya terutama dalam hal pemberdayaan UKM dan UMKM yang menjadi parameter dan sarana utama nyata untuk mengangkat kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur
4. MAKI Jatim akan terus menjadi garda terdepan dalam mengawal program pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan menjadi pengawal terbaik utk menghapus keberagaman issue pembangunan yang mengarah kepada Monopoli dan segala aplikasi praktek korupsi, Kolusi dan Nepotisme
5. Terakhir sekali lagi MAKI Jatim meminta kepada semua pengawas dan pengamat dalam bingkai LSM, Ormas pejuang aktivis untuk menyudahi issue Ultah Jatim 1 yang sama sekali jauh dari semangat prmbangunan Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Cukup semuanya.
Demikian pers release yg kami sampaikan, serta kami mengutuk keras pihak pihak yang mencoba “menyamakan” pelanggaran prokes tersebut dengan kasus HRS, yang sama sekali tidak ada korelasi atau hubungannya.
“SAYA INI HRS KARENA NAMA SAYA HERU SATRIYO SEHINGGA WAJAR KALO DISINGKAT HRS ” ucap Heru,Ketua LSM MAKI Jatim.
“Beliau Ibu Gubernur Jawa Timur sudah minta maaf, kita ini lahir dari rasa ewuh pekewuh, selalu menghargai dan menghormati Pemimpin serta Orang tua, itu petuah Jawa”. sambung Heru Satriyo.