SIDOARJO, PH-Krimsus : Pemberitaan banjir yang menimpa dua Desa di wilayah Kecamatan Tanggulangin yakni Desa Kedensari dan Desa Ketegan diduga memicu pemerintah Kecamatan Tanggulangin ,(kebakaran jenggot) khususnya pihak Kecamatan. Banjir yang masih melanda kedua Desa sampai berita ini diunggah akibat curah hujan yang tinggi karena dalam tiga hari berturut-turut nampaknya belum membuat surut genangan air di ratusan rumah warga dan kantor Kecamatan Tanggulangin.Selasa (28/11) pantauan Wartawan dilapangan mendatangi kantor kecamatan terlihat banjir, dan berusaha menemui Camat namun tidak ada, sehingga menghubungi Camat Tanggulangin Tatang Priyadi,SH beserta Sekcamnya melalui telepon genggamnya keduanya tidak menerima panggilan berulang kali.
Sementara Akh.Sofi’i saat ditemui di kantor balai desa Ketegan kepada wartawan mengatakan,’ keluhan warga khususnya Warga dari RW 1 RT 1 RW 1, RT 2 RW 1 ,RT 4 RW 1 dan RT 6 RW 1 sampai berencana nekat mau diceburin mau ditutup DAM Ketegan. Lho kalau memang seperti itu ya janganlah nanti gimana di wilayah sebelah utara atau yang lain-lain kasihan. Kami inginkan solusi dari warga sekitar, katanya di waktu ada pelengsengan di sungai gedek sebelah selatan diambil tanahnya yang pinggir namun dialihkan ke tengah tidak ngga dikerok Lagi untuk diangkut, katanya.
Menurutnya, kecamatan atau kabupaten gak ada penyuluhan, Saya kurang tahu tapi ngga ada penyuluhan ke wilayah Desa.Namanya kepala desa ya gimana lagi mau apa lagi ya kita sebagai Kepala Desa menanggapi warga yang datang menggerutu kesaya, gimana caranya dan solusinya gitu aja.Kami bersyukur dari pihak kesehatan khususnya puskesmas Tanggulangin udah ada yang datang.Namun sangat disayangkan justru dari pemerintah Kecamatan Tanggulangin, baik itu pak Camat, pak Sekcam maupun stafnya belum ada yang turun kelokasi, terang Kades Ketegan didepan rombongan wartawan Selasa (28/11) kemarin.
Perhatian datang dari Drg Erny Wahyuni kepala Puskesmas mengatakan kedatangan stafnya melihat langsung kondisi warga sambil menghimbau utuk tetap menjaga kesehatan dan kalau perlu mengungsi.Utama ini merupakan bentuk kepedulian dan tugas puskesmas didalam antisipasi untuk tetap terjaga kesehatannya dari dampak bahaya banjir yang mana rentan gangguan kesehatan terang Dokter gigi yang menjabat kepala puskesmas tersebut.
Bersamaan masih kata Abdul Afif (45) warga Kedensari, khususnya Desa Wates RT 07 RT 06 yang sangat kecewa dan intinya, gimana reaksi kita punya pimpinan kok gak ada peduli. Sepertinya nggak ada yang mau tahu gak ada yang peduli gitu lho. Ini masalahnya bener-bener bencana kan Pak, ini kan perlu disikapi gitu loh maksudnya tuh disini bukan minta diselesaikan harus gak banjir, bukan itu ,cuman kita kecewa Kecamatan tidak ada yang datang kesini kata Afif.
Dilokasi, Fakultas Tehknik Universitas PGRI Adibuana Surabaya, ikut prihatin dengan musibah banjir yang menimpa warga Kedensari khususnya.Kebetulan warga disini ada Dosen dari Universitas kita memberitahuka kepada kami, merasa terketuk untuk memberi bantuan ke Desa. Kami berharap ada kepedulian dari pemerintah.Bagaimana infrastrukturnya, jangan sampai kejadian ini berulang-berulang sehingga masyarakat istilahnya kayak malah beradab tasi dengan bencana, Kita meminimalis bagaimana adanya bencana sehingga masyarakat bisa hidup aman, nyaman, tenteram dan dengan kemampuan kami sehingga bisa meringankan beban korban warga Kedensari Khususnya, Program study perencanaan wilayah dan kota Fakultas Tehknik Universitas PGRI Adibuana Surabaya ujar Ana Agung Sagung Alit Widyastuti.ltf