Home Berita Ekowisata Mangrove Hijau Daun Jadi Pusat Pembelajaran Pesisir Berbasis Citizen Science.

Ekowisata Mangrove Hijau Daun Jadi Pusat Pembelajaran Pesisir Berbasis Citizen Science.

720
0

Gresik,peloporkrimsus.com – Pulau Bawean merupakan kawasan ekosistem karbon biru terpenting di Jawa Timur, hal ini disebabkan karena tempat ini memiliki keanekaragaman mangrove diantaranya: Lamun, terumbu karang, dan beberapa spesies laut yang dilindungi utamanya adalah dugong, penyu sisik.

Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan (FPIK) berkolaborasi dengan East Java Ecotourism (EJEF) menggelar kegiatan sains warga (Citizen Science) di ekowisata mangrove hijau daun di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Dhira Khurniawan Saputra dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan Universitas Brawijaya mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 8 hingga 11 Oktober di Mangrove Hijau Daun dengan berkolaborasi dengan East Java Ecotourism (EJEF) dan Rombongan yang diketuai oleh Ir. Bambang Semedi, M.Sc.,Ph.D. bersama Eko Agus Winarno dan Indraprasta Bagus Bramantyo.

Selanjutnya, Dhira panggilan akrabnya menyampaikan bahwa dalam kegiatan sains warga (Citizen Science) juga dilakukan training ekowisata, edukasi dan kepemanduan yang disampaikan oleh Eko Agus Winarno dan Indraprasta Bagus Bramantyo. Kegiatan dilaksanakan di Pondok Patekang yang diikuti oleh Bank Sampah Puteri Majer Fatayat Desa Daun, Kelompok Pokdakan Putra Daun, Pokmaswas Hijau Daun, Sekdes Daun, Kelompok Puteri Rambuyut Daun (Olahan Mangrove), Rabu (9/10/2024).

Dalam pemaparannya Eko Agus Winarno membahas tentang dasar-dasar ekowisata. Dimana dasar-dasar ekowisata adalah prinsip-prinsip yang mengatur pengembangan ekowisata, yaitu: Pelestarian, Pendidikan, Pariwisata, Ekonomi, Partisipasi masyarakat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ekowisata, yaitu: Keseimbangan antara aspek kelestarian alam dan ekonomi, Meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, Tidak bersifat konsumtif, Berorientasi pada lokal. Dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan seorang pemandu wisata dituntut untuk bisa memiliki kemampuan yang berkualitas dalam memandu wisatawannya,” ucap Eko Agus Winarno.

Dilanjut dengan Indraprasta Bagus Bramantyo menyampaikan, pemandu wisata bertanggungjawab mendampingi wisatawan dan memberikan petunjuk serta bimbingan kepada wisatawan. Pemandu wisata juga harus mampu menjelaskan seluk beluk tempat-tempat yang dikunjungi saat perjalanan wisata. Pemandu wisata dituntut bisa merepresentasikan objek wisata secara komprehensif. Selain itu, pemandu wisata harus pandai berbicara, menarik, dan mampu menjawab banyak pertanyaan tamu, imbuhnya.

Subhan Ketua Pokmaswas Hijau Daun menyambut baik kedatangan East Java Ecotourism (EJEF) bersama mahasiswa Universitas Brawijaya Malang Fakultas Perikanan dan Ilmu Perikanan. Ia mengungkapkan bahwa wisata di mangrove hijau daun sangat berbeda dengan wisata-wisata yang ada di pulau Bawean. Pokmaswas Hijau Daun yang mengedepankan konservasi alam (konservasi mangrove dan budidaya terintegrasi) saat ini telah menjadi satu-satunya sekolah alam yang ada di pulau Bawean.

“Pokmaswas Hijau Daun bekerjasama dengan Unversitas Brawijaya dan EJEF tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi menjadi pemandu wisata agar dapat meningkatkan profesionalisme dan kualitas layanan pemandu wisata terhadap wisatawan yang berkunjung. Subhan berharap bagi lembaga-lembaga sekolah yang mau belajar alam dan lingkungan di ekowisata mangrove hijau daun agar bisa menjadi ilmu pengetahuan baru dan mengubah perilaku yg ramah lingkungan terhadap alam dan lingkungan yg berkelanjutan,” pungkas Subhan. (FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here