Home Berita Mencari sosok ideal Mendampingi Kadis Baru Dikbudpora

Mencari sosok ideal Mendampingi Kadis Baru Dikbudpora

539
0

Bima, Peloporkrimsus.com – Kehadiran kadis Devenitif memberi angin segar bagi dunia pendidikan di kabupaten Bima, pasalnya Djainudin S.Sos, M.M yang dipercaya menjadi Kepala dinas Dikbudpora merupakan sosok baru dalam dunia pendidikan.

Ditanya tentang sosok Djunaidin, Ardi, M.Pd (Fungsionaris SGI Bima) menjelaskan bahwa jika dilihat dari latar belakang pendidikannya, beliau konsen pada bidang Manajemen, itu artinya bahwa secara teori Djainudin adalah figur pemimpin yang mengerti dalam hal pengelolaan sumber daya dan praktis akan menerapkan pola manajemen modern dalam menahkodai dunia pendidikan.

Namun demikian, bagi Ardi, tentu ilmu manajemen saja belum cukup untuk memahami problematika yang melingkupi dunia pendidikan di kabupaten Bima dari hulu hingga hilir.

Beliau butuh pendamping yang memiliki pemahaman cukup dan memadai tentang peta konsep pendidikan secara operasional di lapangan, butuh pendamping yang mempunyai skill administratif Pendidikan yang bertanggungjawab atas dokumen-dokumen mutu administrasi kepegawaian yakni sekretaris dinas yang cakap, administrator yang ulung, dan yang terpenting adalah BERSIH, JUJUR, dan TIDAK memiliki masa lalu yang buruk dengan dunia pendidikan.

Di antara sosok yang berhasil “bersih” menjadi pejabat dan punya prestasi di dunia pendidikan ialah Fatahullah, S.Pd, kini menjabat Sekdis tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Bima.

Pria asal sape tersebut banyak mencatat prestasi ketika menjabat sebagai Kabid PAUDNIMASPORA di dinas Dikbudpora, diantarnya sukses menghadirkan kampung literasi sebagai cikal bakal ditunjuknya Bima sebagai kabupaten Literasi, menghadirkan Mega proyek pembangunan gedung SKB sebagai sarana sentral satuan pendidikan terpadu nonformal, berhasil menjadikan Kabupaten Bima sebagai Bunda PAUD berprestasi di level Nasional, dan sederetan prestasi lainnya.

Fatahullah dikenal dengan pejabat yang sederhana, bersih, tegas, dan kreatif. Ide-idenya segar dan kekinian. Dikbudpora butuh figur macam ini untuk mendampingi Djunaidin yang notabene memiliki kemampuan dalam bidang manajerial, sedangkan Fatahullah memiliki pengalaman di operasional lapangan Pendidikan sehingga kedua sosok ini menjadi pilar teori praktik Pendidikan yang sepadan untuk membangun dunia pendidikan secara bermutu dan progresif.

Ketika ditanya sosok Drs. H. Lukman yang sekarang masih menjabat Sekdis Dikbudpora. Ardi mengutarakan bahwa beliau adalah SDM yang mapan pengetahuan dan pengalaman, sudah cukup ideal untuk di promosi menduduki jabatan di atas itu, beliau butuh pengalaman lain di luar dunia pendidikan, sebab H. Lukman diyakini dengan kompetensi yang dimiliki nya, tentu akan direstui oleh Bupati dan Wakil Bupati untuk menduduki jabatan apapun di luar Dikbudpora kabupaten Bima.

Selain Fatahullah, lanjut Ardi, ada sosok lain yang potensial yakni Drs. A. Salam Gani, M.Pd (sekarang Kabid kebudayaan Dikbudpora) yang berhasil juga memimpin bidang kebudayaan sehingga diminati oleh sekolah-sekolah tentang kebudayaan yang selama ini seolah-olah terpisah dari batang tubuh Pendidikan, namun ditangan Salam Gani, kebudayaan berkibar dan merangsek masuk ke seluruh instansi pemerintah dan lorong-lorong kehidupan masyarakat.

Hal ini bisa jadi karena Salam Gani memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dan mempunyai pengalaman memadai di dunia pendidikan sebagai kepala sekolah berprestasi. Setali tiga uang atau bagaikan pinang di belah dua dengan Drs. Chairunnas, M.Pd (kini Kabid PAUDNIMASPORA), segudang pengalaman mengurusi dunia pendidikan, pemuda dan keolahragaan.

Pernah menjadi kepala sekolah berdedikasi dan berprestasi, administrator ulung sebagai sekretaris Umum di PGRI kabupaten Bima, dan prestasinya cukup gemilang saat ini memimpin bidang Paudnimaspora.

Ditangan beliau dan Fatahullah, anak_anak pelajar kita berprestasi hingga ke level nasional yakni menjadi PASKIBRAKA, juara volly antar pelajar, karate, dan prestasi bidang atletik lainnya.

Disinggung tentang duo Doktor di Dikbudpora, Ardi menjelaskan bahwa kedua figur itu secara komptensi dan kualifikasi pendidikan sudah tidak boleh diragukan lagi, mereka aset masa depan yang masih harus berproses seperti senior-senionrya di atas. Cetusnya. (MUCH)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here