SIDOARJO, PH-Krimsus : Kurang nya penanganan pelayanan publik kerap kali terjadi di Sidoarjo sangat disayangkan kali ini menyebabkan hal yang fatal. Khoirotin Nikmah (18), warga Desa Terungkulon, Krian mengeluhkan di facebuk (FB) miliknya hingga sampai ke telinga wakil rakyat. Berimbas Komisi D DPRD Sidoarjo. Sabtu (27/1) Lima anggota Komisi D melakukan sidak terkait masalah layanan kesehatan terhadap nenek Mariyah ( 65 ) yang diduga tidak mendapatkan pelayanan medis maksimal.
Nikmah menceritakan semua kronologis dihadapan anggota Dewan dan puskesmas, kedatangannya di puskesmas tersebut, mulai kedatangannya yang tidak dilayani, penanganan medis yang kurang enak. hingga akhirnya nenek saya meninggal. Saya kecewa berat dengan pelayanan di puskesmas yang berada di Krian ini ketusnya.
Menurut Nikmah Ketika tiba di puskesmas bersama neneknya naik becak, Rabu (24/1/2018) pukul 08.30 WIB, Nikmah tak mendapatkam pelayanan prima dari puskesmas yang sudah menjadi Badan Layanan Umum itu.”Saya sendiri yang mendudukan dan membaringkan nenek saya ke kursi roda dan bangsal UGD. Petugas kesehatan tidak ada yang membantu.Tak hanya itu, Nikmah mengaku neneknya pun tak ditangani secara medis.
“Jangankan pemeriksaan mendalam, Nikmah mengaku neneknya tak diberi oksigen dan selang infus, padahal kondisinya sudah lemas, namun cuma diperiksa tensi, habis itu ditinggal tidak diapa-apakan lagi,” akunya.
Dirinya menunggu hampir 30 menit, melihat kondisi neneknya yang kian menurun, akhirnya menemui perawat di UGD.Dan diminta untuk mendaftar administrasi karena neneknya baru pertama kali datang ke puskesmas ini. Selesai mendaftar ternyata belum dilayani juga, ujarnya.
Saya tanya lagi ke perawat katanya saya diminta ambil hasil uji lab. Saya ke lab, ternyata tidak ada sample darah nenek saya. Jadi saya seakan diping-pong,” ketusnya.
Nikmah menambahkan, selang dua jam tidak ada penanganan, akhirnya saya membawa nenek ke RS Anwar Medika. Namun setelah sekitar 9 jam berada di RS tersebut, nenek saya meninggal. Dokter RS Anwar Medika menyebut neneknya menderita penyumbatan jantung dan terlambat ditangani secara medis.Sebelumnya Saya bawa ke RS Anwar pun pihak puskesmas tidak memberikan rujukan.
Sementara, Kepala Puskesmas Krian, Maulana M Fathir, membantah kronologis tersebut. Menurutnya pihak Puskesmas sudah menangani sesuai prosedur. Maulana bahkan menyebut Nikmah tidak sabaran, sementara petugasnya masih harus menyelesaikan pemeriksaan lab, ujar Maulana.
“Meninggalnya kan juga bukan di sini. Kami juga sudah kasih surat rujukan,” tandas Maulana.
Disayangkan Maulana tak menjawab dengan gamblang ketika ditanya penanganan menunggu hasil lab. yang membutuhkan waktu hingga dua jam.
“Saat hari H itu saya sedang rapat di luar. Jangan dibesar-besarkan,” ujar kepala puskesmas Krian.
Diketahui sidak Komisi D DPRD Sidoarjo yang langsung dipimpin Ketua Komisi D, H.Usman, mempertemukan pihak puskesmas dengan Khoirotin Nikmah tentang penanganan kesehatan nenek Mariyah di puskesmas tersebut.
Sebelum melakukan rapat, sebanyak lima anggota Komisi D mengecek kondisi lapangan terkait alur pelayanan kesehatan di Puskesmas Krian.
Mulai dari resepsionis, hingga bangsal-bangsal di ruang UGD diperiksa.Usai memeriksa, para anggota dewan, keluarga Nikmah, dan pihak puskesmas melakukan rapat tertutup. Rapat itu untuk mengetahui masing-masing versi dari penanganan medis nenek Mariyah.
“Kami perlu mendengar dan mengetahui kronologis masing-masing pihak sebelum memutuskan sesuatu,” ujar Usman.
Politisi PKB ini menuturkan tindak lanjut dari sidak tersebut pihaknya akan memanggil semua pihak (hearing), termasuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo.Hal ini untuk menentukan perlu tidaknya mengevaluasi pelayanan kesehatan di Puskesmas Krian, urainya.tim