Home Berita Pokmaswas Hijau Daun Gelar Pelepasliaran Tukik di Pulau Noko Gili Bawean.

Pokmaswas Hijau Daun Gelar Pelepasliaran Tukik di Pulau Noko Gili Bawean.

111
0

Gresik,peloporkrimsus.com – Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Hijau Daun selain sebagai kelompok yang aktif dalam menjaga kelestarian alam pesisir laut pulau Bawean, juga peduli terhadap hewan yang dilindungi oleh undang-undang, termasuk penyu.

Hasil pantauan awak media, Pokmaswas Hijau Daun menggelar pelepasliaran anak penyu (Tukik) di Pulau Noko Gili Desa Sidogedungbatu, kecamatan Sangkapura, Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Senin (28/4/2025).

Dalam agenda ini, hadir Forkopimcam Sangkapura dan Tambak diantaranya; Camat Sangkapura Umar Junid, Kapolsek Sangkapura AKP Anas Tohari, Danramil 0817/17 Sangkapura Kapten Inf Eko Pristiyanto beserta jajaran, Camat Tambak Muhammad Nursyamsi. Hadir pula Kepala Desa Sidogedungbatu H. Supar, Pimpinan PJB Wilayah Bawean Mohammad Sulaiman beserta jajaran PT. PLN ULP Bawean, Kepala Dusun Pulau Gili Wahid, Kepala BKSDA Wilayah 10 Bawean Nur Syamsi beserta jajaran, Letda Wiyono TNI AL Pos Kamladu Wilayah Bawean, Perwakilan Kantor IPPP Bawean, Perwakilan Kantor UPT Destinasi Terpadu Wilayah Bawean, Perwakilan Dinas Perikanan Wilayah Bawean, Pokmaswas Hijau Daun, Bank Sampah Putri Majeti, Pokmaswas Pulau Gili Noko, serta stakeholder terkait.
Turut hadir perwakilan PLN Nusantara Power UP Gresik Bidang Lingkungan beserta jajaran.

Kegiatan tersebut, mendapat apresiasi dari Kepala Desa Sidogedungbatu, H. Supar. Dalam sambutannya Kades Supar menyampaikan ribuan terima kasih kepada Pokmaswas Hijau Daun atas terselenggaranya kegiatan pelepasliaran anak penyu yang dilaksanakan di Pulau Noko Gili. Ia berharap kedepannya dengan kegiatan ini, pihak PLN Nusantara Power UP Gresik tetap melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan melestarikan lingkungan di sini, dengan melibatkan Pokmaswas Pulau Gili Noko yang sudah terdaftar di Provinsi Jawa Timur, katanya.

Selanjutnya Syahidan Pokmaswas Hijau Daun bidang sumber daya manusia, mengatakan bahwa kegiatan ini sengaja digelar dalam rangka menyelamatkan populasi penyu yang hampir puna di Pulau Bawean.

Mari selamatkan penyu yang ada di Pulau Bawean yang hampir puna. Stop segala bentuk kegiatan dengan tidak menangkap penyu, mengambil telur penyu, memakan daging penyu, mengkonsumsi telur penyu, dan memperjualbelikan seluruh bagian tubuh penyu,” ucapnya.

Subhan selaku ketua Pokmaswas Hijau Daun menambahkan, pelepasliaran anak penyu ini sebelumnya sudah dilaksanakan bersama Pokmaswas Pulau Gili Noko sebanyak 600 anak penyu (Tukik), dan dilanjut dengan kegiatan ini untuk mendorong masyarakat Pulau Gili Noko untuk tetap melestarikan anak penyu serta sebagai bentuk kepedulian terhadap populasi penyu yang hampir puna.

Kegiatan ini sukses digelar berkat sinergitas dengan PLN Nusantara Power UP Gresik. Sebanyak 200 anak penyu jenis penyu hijau dilepasliarkan dengan melibatkan unsur Forkopimcam Sangkapura dan Tambak serta stakeholder terkait, imbuhnya.

Camat Tambak Muhammad Nursyamsi menegaskan, jika terjadi pelanggaran terkait perlindungan satwa/ jenis ikan dilindungi termasuk penyu, diancam pidana kurungan paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,- yang diatur Undang-undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Selanjutnya, dalam sambutan Erna Triastutik perwakilan PLN Nusantara Power UP Gresik bidang lingkungan mengungkapkan penyu merupakan satwa langka, satwa yang kini habitatnya hampir puna. Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya populasi penyu seperti kerusakan habitat, perburuan dan perubahan iklim. Oleh karena itu kegiatan ini sangat penting, bukan hanya seremoni saja tapi sebagai wujud nyata komitmen kita untuk melestarikan lingkungan.

Dengan kegiatan ini, pihak PLN Nusantara Power UP Gresik mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah menjaga telur penyu hingga melepasliarkan ke habitatnya, ujarnya.

Erna Triastutik dalam momen ini, mengajak dan mengingatkan bahwa tugas kita dalam menjaga alam tidak berhenti sampai di sini. Pelepasliaran anak penyu sekarang ini adalah langkah kecil tapi dampaknya besar buat masa depan. Tentunya kegiatan ini akan diikuti oleh program-program berkelanjutan dan semoga anak penyu yang kita lepaskan bersama tumbuh besar dan kembali ke pantai ini untuk bertelur serta melanjutkan siklus kehidupan yang lestari.

“Marilah kita bersama-sama turut menjaga alam, bukan hanya untuk hari ini tetapi untuk masa depan anak cucu kita. Karena dengan mencintai bumi berarti mencintai kehidupan itu sendiri, pungkasnya. (FR)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here