Gresik,peloporkrimsus.com – Sungguh miris saat melihat salah satu Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang asal Pulau Bawean yang menderita sakit mata merah lebam akibat tembakan gas air mata yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, hal ini menyisakan cerita mengerikan buat tiga remaja putri kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik Jawa Timur.
Menurut Umar Junid Kasi Trantibum Kecamatan Tambak, yang tidak lain paman Deby Fadilah (23) menuturkan, bahwa kejadian tersebut berawal saat Deby Fadilah berada di Gresik diajak oleh kedua temannya untuk melihat pertandingan sepak bola antara Persebaya melawan Arema, Sabtu (1/9/2022).
“Diketahui dua teman Deby Fadilah berangkat dari Bawean ke Gresik dalam rangka mengikuti Pendidikan Latihan Sensus Penduduk, seusai pelatihan tersebut dua rekan Deby Fadilah yakni Siti Nursakina (23) dan Wa Aniya (22) asal Dusun Timur Sungai, Desa Tanjungori Kecamatan Tambak Pulau Bawean, akhirnya berangkat ke Malang sekitar Pukul 10:00 WIB, Sabtu (1/10/2022).
Lebih lanjut, Umar menjelaskan bahwa Deby Fadilah merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang semester VII Jurusan Keperawatan. Setelah mereka membeli tiket masuk seharga Rp. 80 ribu dan berada di tribun 11 untuk melihat pertandingan Liga 1 Sepak Bola di Stadion Kanjuruhan Malang. Setelah terjadi keributan seusai pertandingan sepak bola antara Persebaya dengan Arema, polisi menembaki gas air mata ke arah tribun, hal ini membuat suasana diliputi kepanikan sampai mengakibatkan banyak suporter berhamburan termasuk yang menimpa kepada diri Deby Fadilah. Dengan mata pedih dan nafas sesak akhirnya mereka terpisah untuk menyelamatkan diri masing-masing.
“Deby Fadilah dengan kondisi mata merah pedih dan sesak nafas mencoba lari menuju pintu keluar, namun malang pintu keluar stadion terkunci. Dia terjebak dengan suporter yang lain, sampai dirinya terjepit di pagar pembatas besi.Nasib baik, masih ada orang lain yang menolongnya untuk menarik ke atas dan mengamankannya,” Ujar Umar.
Selanjutnya, Deby Fadilah sempat dibawa ke Rumah Sakit Kepanjen untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan, namun karena penuh akhirnya dilarikan ke Puskesmas Kepanjen dan dirawat selama setengah malam. Disitu akhirnya Deby Fadilah bertemu dengan kedua temannya yang terpisah waktu di dalam stadion di tribun 11. Melihat perawatan di Puskesmas yang kurang maksimal dan penuh, akhirnya warga setempat ikut prihatin dan membawa Deby Fadilah beserta kedua temannya untuk dirawat di rumahnya selama tiga hari.
Masih Umar menambahkan, hal tersebut tidak diketahui oleh kedua orang tua Deby Fadilah karena dirinya pamitan berangkat ke Malang untuk menyelesaikan skripsinya bukan untuk melihat pertandingan sepak bola. Setelah Deby Fadilah kehabisan uang untuk kebutuhan selama dirawat di rumah warga tersebut, akhirnya memberanikan diri menghubungi pihak keluarga yang berada di Dinoyo untuk minta bantuan dengan syarat jangan memberitahukan kepada kedua orang tuanya yang ada di Gresik terkait hal ini, katanya Umar.
“Mendengar hal itu tentunya pihak keluarga Deby Fadilah langsung mendatangi rumah warga yang merawatnya, dan langsung membawa Deby Fadilah beserta kedua temannya ke Gresik, tepatnya di Pangsut Jalan Panglima Sudirman Gang Lebar No 17C. Kedua orang tua Deby panggilan akrabnya, setelah melihat kondisi putrinya yang mengalami mata merah lebam dan luka lecet di bagian kaki, langsung membawanya ke Rumah Sakit Semen Gresik untuk diperiksakan,” Rabu (5/10/2022).
Umar menceritakan hal ini setelah dirinya meminta keterangan kepada Deby dan kedua orang tuanya, dan sekarang kondisi Deby Fadilah masih dilakukan perawatan rawat jalan di Rumah Sakit Semen Gresik, tandasnya.
Senada dengan keterangan Kepala Desa Tanjungori Nurahli membenarkan bahwa kedua teman Deby Fadilah merupakan warganya dari Dusun Timur Sungai atas nama Wa Aniya dan Siti Nursakina.
“Keduanya berangkat ke Gresik untuk mengikuti Pendidikan Latihan (Diklat) Sensus Penduduk, dan sekarang masih berada di daratan Jawa,” ucapnya Nurahli Kades Tanjungori, Kamis (8/10/2022). (Fairi)