Probolinggo, PH-Krimsus.Keberadaan objek wisata Bee Jay Bakau Resort , menjadi satu bentuk destinasi wisata yang sanggup memberikan ruang bagi wisatawan utamanya warga kota Probolinggo untuk menggali segala potensi sekitar pesisir pantai Probolinggo patut diapresiasi. Obyek wisata ini menyediakan berbagai sarana mulai resto, sarana bermain hingga hotel dengan penataan yang artistik.
Namun hal yang menjadi pertanyaan, kala tempat wisata ini selalu di dengungkan sebagai lokasi wisata edukasi, termasuk oleh Pemerintah daerah kota Probolinggo. Mengingat dilokasi ini ternyata ada sisi lain yang tidak mencerminkan bahwa BJBR sebagai sarana wisata edukasi.
Pasalnya ditempat ini ternyata menjual atau menyediakan minuman yang dilarang diperjual belikan pada lokasi yang diklaim sebagai lokasi obyek wisata. Hasil investigasi PH Krimsus dilapangan menemukan bahwa benar lokasi ini menyediakan minuman berkadar alkohol yang tidak masuk rekomendasi untuk diperjual belikan di lokasi seperti ini.
Dengan santainya petugas berhijab langsung menyediakan minuman yang dimaksud sesaat setelah tim memesan. Hal yang dinilai tidak etis, mengingat disekitar lokasi Nampak anak-anak beseta keluarga dan rombongan pelajar yang saat itu juga tengah bersantai dilokasi yang sama.
Kenyataan ini memantik kegusaran sejumlah pegiat LSM di kota Probolinggo. Menurut Syamsul Huda, Ketua LSM Gagak Hitam kota Probolinggo mengatakan “Apa yang dilakukan oleh pengelola BJBR terkait memperjual belikan minuman yang tak layak dilokasi umum seperti ini, telah melanggar ketentuan yang telah diatur. Kami akan tegas dan segera melaporkan ke pihak-pihak terkait yang intens menangani persoalan ini.”Tegasnya.
Lebih lanjut, Syamsul akan menindak lanjuti melaporkan kejadian ini ke Polres serta MUI daerah dan pusat guna mengusut indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola BJBR tersebut.
Perlu diketahui obyek wisata mangrove BJBR saat ini tengah menjadi trending topic di kalangan Traveller. Hal tersebut tidak lain karena desain yang dibuat sangatlah unik, dimana wisatawan dapat berjalan jalan mengelilingi hutan mangrove melalui sebuah jalan buatan yang terbuat dari kayu kelapa. Suasana yang ada membuat pengunjung betah untuk berlama lama ditambah dengan semilir angin yang sangat sejuk. Selain itu juga terdapat bangku bangku kecil disetiap sudut belokan yang dapat digunakan untuk bersantai.
Dengan adanya temuan yang disinyalir sengaja dilakukan oleh pengelola BJBR ini, maka diharapkan perlu adanya tindakan pengawasan dari Pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk menertibkan obyek wisata ini, agar image negative tidak muncul ditengah melambungnya keberadaan obyek wisata edukasi ini. (SLM/Investigasi)