Tuban, Peloporkrimsus.com – Permintaan akan komoditas hortikultura terutama sayuran terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan jumlah penduduk, Hal ini membuka peluang pasar terhadap peningkatan produksi sayuran, baik secara kuantitas maupun kualitas, namun di sisi lain, pengembangan komoditas sayuran dihadapkan pada semakin sempitnya lahan pertanian yang subur.
Sampai saat ini, kebutuhan konsumen terhadap sayuran yang berkualitas tinggi belum dapat dipenuhi dari sistem pertanian konvensional, kendala terjadi karena Indonesia merupakan negara tropis dengan kondisi lingkungan yang kurang menunjang seperti curah hujan yang tinggi.
Eko Sukris Wahyudi (39) warga Ds. Ngadipuro Kec. Widang, terinspirasi untuk menciptakan lapangan kerja bidang pertanian dengan system tanaman Hortikultura yang bebas pestisida, menciptakan lahan pertanian yang fleksibel dalam arti tidak harus di sawah atau tanah.
Bertani itu harus berkotor-kotor dengan tanah, dengan pengembangan Holtikultura ini, kita bisa menghilangkan secara bertahap system pertanian yang menggunakan pestisida, kita bisa menambahkan income pendapatan bagi warga sekirar, menciptakan ketahanan pangan yang mandiri, mengenalkan kepada pemuda sistem pertanian modern. Jum’at, (01/03/2019).
Atas prakarsa Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan serta Pemerintah Kabupaten, kita di ikut sertakan dalam pembelajaran di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta, sejauh ini kita sudah mengelola 10 Kelompok dari masing-masing Dukuan yang terpadu dengan nama “Ngadipuro Holti Farm”, sampai saat ini kita sudah memasarkan hasil panen ke pasar modern supermarket, yang sering terjadi kendala “saat pemesanan produk, kita masih belum bisa memenuhi, karena minimnya hasil panen, kesadaran warga untuk budidaya holtikultura belum bisa maksimal”, Tegas Eko selaku ketua kelompok.
Harapanya kita bisa menjadi pemasok sayuran organik serta menjadi sentral edukasi tentang hidroponik di Kab. Tuban. (Ysn)
