Home Berita Duka Cita Mendalam Kalimantan Selatan Ulama Kharismatik, Guru Danau KH Asmuni,Tutup Usia

Duka Cita Mendalam Kalimantan Selatan Ulama Kharismatik, Guru Danau KH Asmuni,Tutup Usia

146
0

Hulu Sungai Utara, peloporkrimsus.com Kalimantan Selatan – Pada Jumat (2/2) sore, dunia keagamaan kehilangan salah satu ulama kharismatik terkemuka, KH Asmuni, yang akrab disapa Guru Danau. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya bersamaan dengan tanggal 21 Rajab 1445 Hijriah, meruntuhkan sejuta harapan dan inspirasi bagi masyarakat setempat.

Menurut sumber terpercaya, Guru Danau mengalami sakit kritis pada Kamis (1/2/2024) malam sebelum akhirnya berpulang. Kabar duka ini cepat menyebar melalui media sosial, diikuti oleh ucapan duka dan belasungkawa dari warganet yang merasa kehilangan sosok ulama yang sangat dihormati.

Bersamaan dengan informasi kepulangan beliau, media turut menyertakan video pesan Guru Danau terkait Pemilu 2024. Dalam pesannya, beliau menyebut tiga pasang calon Pilpres 2024 sebagai “Putra-Putra Terbaik Bangsa Indonesia”, menunjukkan kepedulian terhadap perjalanan politik bangsa.

Guru Asmuni, atau Guru Danau, adalah anak ketiga dari Haji Masuni dan Hajjah Masjubah. Meskipun terdapat perbedaan tahun kelahiran yang dilaporkan, namanya ‘Danau’ mencerminkan tempat kelahirannya yang kian dikenang oleh masyarakat.

Perjalanan keilmuan Guru Danau dimulai di Pesantren Mu’alimin Danau Panggang dan Pesantren Darussalam Martapura. Beliau melanjutkan studi ke Jawa Timur, tepatnya di Bangil Pasuruan, serta belajar dari ulama-ulama berpengaruh seperti KH. Sarwani Abdan di Bangil, Para Habib di pulau Jawa, dan Martapura beliau belajar dengan Tuan Guru KH.Zainal Ilmi dalam Pagar Martapura KH. Husin Kaderi, Tuan Guru KH Semman Mulya, dan Tuan Guru KH. Royanidan. ,Tuan Guru KH Zaini Bin Abdul Ghani(Abah Guru Sekumpul)

Setelah menuntut ilmu dari para Guru besar tersebut, Guru Danau diperintahkan untuk menyebarkan ilmu yang diperolehnya. Ia membuka pengajian agama di Desa Bitin pada tahun 1980 dan terus mengajar di Pesantren Salatiah, sambil membuka pengajian di Danau Panggang sejak 1981 hingga saat ini.

Kehilangan Guru Danau merupakan pukulan berat bagi komunitas dan dunia keagamaan. Ucapan duka cita terus mengalir, mengingatkan kita akan warisan kebaikan dan kebijaksanaan yang ditinggalkan oleh ulama yang penuh dedikasi ini. Semoga almarhum diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dalam menghadapi kehilangan ini. (Jh/Team)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here