Gresik, peloporkrimsus.com – Pemerintah Desa Bululanjang melestarikan dan menjaga tradisi turun temurun nenek moyang yang kini sudah dijadikan sebagai budaya, yakni mandikan sapi kelaut atau biasa warga Bululanjang sebut sebagai “Rasol Bululanjang.” Diketahui acara mandikan sapi kelaut merupakan tradisi dari nenek moyang terdahulu dari warga Bululanjang sebelum adanya mesin traktor saat ini.

Kegiatan Rasol Bululanjang dilaksanakan di Dusun Rujing, Desa Sungaiteluk, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, Jawa Timur sekira pukul 14:00 WIB, Minggu (9/2/2025).


Dalam kegiatan Rasol Bululanjang atau mandikan sapi kelaut, hadir Camat Sangkapura Umar Junid, S.Sos.,M.M. Kepala Desa Bululanjang Umar beserta Sekdes Masdun Hidayat dan segenap perangkat desa, Ketua AKD Sangkapura Mochammad Nur Cholis, Kades Lebak Fadal, SH. Ketua AKD Tambak Muhammad Salim, Babinsa Koramil 0817/17 Sangkapura Serda Muslihin, Tokoh masyarakat dan agama serta segenap masyarakat Desa Bululanjang.
Kepala Desa Bululanjang, Umar mengatakan bahwa mandikan sapi kelaut ini merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang kita dahulu. Sesudah melakukan bajak sawah saat musim tanam padi, warga berbondong-bondong membawa sapinya kelaut untuk dibersihkan dengan air laut.
“Tradisi ini, kemudian dilestarikan dan dijaga hingga saat ini dijadikan sebagai budaya dari warga Bululanjang,” ucapnya.
Kades Umar menambahkan, berjalan waktu tradisi tersebut menjadi budaya di Desa Bululanjang dan kini dikonsep lebih baik untuk penguatan budaya kita sebagai identitas kita sebagai warga Pulau Bawean khususnya masyarakat Bululanjang yang masih menggunakan sapi untuk membajak sawah, walaupun sebagian warga sudah ada yang menggunakan mesin traktor, tandas Kades Umar.
Salah satu warga Bululanjang, Saiful menyampaikan kegiatan Rasolan seperti memandikan sapi dilakukan setiap satu tahun sekali setelah selesai bajak sawah. Dirinya sangat senang setelah pihak pemerintah desa ikut serta memfasilitasi dan menjadikan kegiatan ini sebagai budaya di Desa Bululanjang.
Selanjutnya, Muhammad Yusuf mengungkapkan bahwa kegiatan mandikan sapi ini merupakan kegiatan tahunan yang ada di Desa Bululanjang. Untuk saat ini, sapi yang dimandikan kelaut sedikit berkurang dikarenakan keterlambatan kegiatan yang disebabkan karena cuaca yang kurang baik.
Yusuf biasa disapa berharap kegiatan seperti ini terus dijaga dan dilaksanakan oleh pihak pemerintah desa untuk menjalin tali silaturahmi dan mempererat persaudaraan antar pemilik sapi dan juga memperkenalkan tradisi yang sudah menjadi budaya masyarakat di Desa Bululanjang.
Sekedar diketahui, sebelum acara mandikan sapi kelaut di dusun Rujing dilaksanakan digelar acara doa bersama. Kegiatan ini juga membawa berkah bagi warga setempat untuk berjualan. Selain itu, antusias masyarakat Bululanjang sangat besar hingga yang datang cukup banyak terdiri dari anak-anak, remaja dan orang tua. Mereka datang selain menyaksikan sapi yang sedang dimandikan kelaut, juga ikut serta doa bersama untuk hasil panen yang melimpah. (FR)