Home Berita Berdalih Uang Pengamanan, Petani Ini Dikeroyok Enam Pelaku Hingga Masuk RS

Berdalih Uang Pengamanan, Petani Ini Dikeroyok Enam Pelaku Hingga Masuk RS

232
0

Lampung Utara,peloporkrimsus.com – Teragedi Berdalih Uang Pengamanan, Petani Ini Dikeroyok Enam Pelaku Hingga Masuk RS

Eri Gunawan, saat mendampingi ayah kandungnya, Wansori Lukman, terbaring lemah paska pengeroyokan yang menyebabkan luka berat.

Keluarga korban penganiayaan dan pengeroyokan menyebabkan korban luka berat dan terpaksa dirawat di Rumah Sakit Handayani Kotabumi, itu terjadi di Desa Tulang Bawang Baru, Kecamatan Bungamyang, Kabupaten Lampung Utara (Lampura), meminta kepada aparat penegak hukum para pelakunya segera ditangkap.

Penganiayaan yang terjadi pada Ensori Lukman (50) warga Desa Tulang Bawang Baru, RT 004 RW 001, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten Lampura, pada Kamis 3 Agustus 2023, diduga berunsur dari adanya dugaan pemalakan oleh para pelaku terhadap korban dengan alasan pembayaran pajak keamanan wilayah perkebunan yang mereka garap selama lima tahun terakhir.

Hal tersebut dikemukakan oleh anak korban Eri Gunawan (23) kepada awak media, Minggu 6 Agustus 2023. Eri sapaan akrabnya ini menjelaskan kronologi peristiwa naas yang terjadi terhadap orang tuanya.

Berawal dari dirinya dan orang tua (korban, Red) sedang beristirahat di sebuah gubuk sekitar perkebunan yang mereka garap. Tidak lama berselang, datang dua pelaku yang diketahui bernama Jon Santri dan Revan. Keduanya bermaksud meminta uang keamanan (pajak panen, Red) atas kebun yang mereka garap tersebut.
Petani Ini Dikeroyok Enam Pelaku Hingga Masuk, Eri Gunawan, saat mendampingi ayah kandungnya, Wansori Lukman, terbaring lemah paska pengeroyokan yang menyebabkan luka berat.

Keluarga korban penganiayaan dan pengeroyokan menyebabkan korban luka berat dan terpaksa dirawat di Rumah Sakit Handayani Kotabumi, itu terjadi di Desa Tulang Bawang Baru, Kecamatan Bungamyang, Kabupaten Lampung Utara (Lampura), meminta kepada aparat penegak hukum para pelakunya segera ditangkap.

Penganiayaan yang terjadi pada Ensori Lukman (50) warga Desa Tulang Bawang Baru, RT 004 RW 001, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten Lampura, pada Kamis 3 Agustus 2023, diduga berunsur dari adanya dugaan pemalakan oleh para pelaku terhadap korban dengan alasan pembayaran pajak keamanan wilayah perkebunan yang mereka garap selama lima tahun terakhir.

Hal tersebut dikemukakan oleh anak korban Eri Gunawan (23) kepada awak media, Minggu 6 Agustus 2023. Eri sapaan akrabnya ini menjelaskan kronologi peristiwa naas yang terjadi terhadap orang tuanya.

Berawal dari dirinya dan orang tua (korban, Red) sedang beristirahat di sebuah gubuk sekitar perkebunan yang mereka garap. Tidak lama berselang, datang dua pelaku yang diketahui bernama Jon Santri dan Revan. Keduanya bermaksud meminta uang keamanan (pajak panen, Red) atas kebun yang mereka garap tersebut.

Namun korban enggan memberikan dengan alasan tanah tersebut merupakan tanah register (milik negara, Red) yang siapa saja berhak menggarap atau mengolah tanah tersebut tapi tidak bisa dimiliki, bukan milik perorangan. Hal itulah yang bermula adanya terjadi cekcok antara dua pelaku dengan ayahnya.

“Waktu dia minta itu, (pajak garap, Red) kita memang gak kasih. Karena bukan tanah milik mereka, dan kita juga yang memulai pembukaan lahan itu sudah kurang lebih lima tahun ini, kalaupun ada pajak yang harus kami bayarkan kami pasti bayarnya langsung ke aparat yang berkaitan,” jelas Eri, dihadapan awak media.

Merasa tidak terima atas penjelasan korban, lalu kedua pelaku kemudian menelpon rekannya yang bernama Ria Agung. Tidak selang lama Ria Agung Sari datang bersama Mulyadi, Saparudin dan satu orang lainnya yang tidak diketahui identitasnya.

Dengan tujuan yang sama, rombongan para pelaku terebut tetap meminta uang pajak panen, karena tidak berhasil dan merasa kesal Ria Agung lalu memukul bagian wajah ayahnya, hingga tersungkur ke tanah.

“Pertama dipukul dulu muka bagian kanan. Terus pas sudah agak jatuh langsung kejadian penganiayaan dan ayah saya dikeroyok mereka berenam,” ungkapnya.

Bahkan, lanjut Eri, penganiayaan yang dilakukan bersama-sama tersebut bukan hanya memukul dengan menggunakan tangan saja, ada pelaku yang menggunakan kayu hingga senjata tajam jenis garpu.

“Jadi ayah saya menderita luka robek pada pipi bagian kanan, telapak tangan, pelipis kanan, dan kepala bagian belakang. Sementara seluruh badan mengalami memar akibat senjata tumpul,” bebernya dengan raut wajah lirih.

Peristiwa yang menimpa orang tuanya tersebut, terjadi didepan mata anaknya. Meski anaknya tidak bisa berbuat banyak, dan hanya menjerit meminta tolong kepada warga atau petani yang berada di sekitar lokasi
Saya tidak bisa berbuat banyak Bang. Saya hanya melihat ayah kandung saya dianiaya di keroyok ke enam pelaku itu sampai babak belur dan bergelimpangan darah,” ucapnya lagi.

Atas kejadian tersebut, Eri Gunawan kemudian melapor pada pihak kepolisian Polres Lampung Utara dengan Nomor : STPL/264/B-1/VII/2023/SPKT/POLRES LAMPUNG UTARA/POLDA LAMPUNG, penganiayaan disertai pengeroyokan menyebabkan korban luka berat dan dirawat di rumah sakit.

“Kelompok preman itu, memang sudah biasa melakukan pemungutan uang pajak dengan alasan keamanan setiap kali para warga panen, dengan nominal yang tidak sedikit sekitar Rp.1,5 sampai dengan Rp 2 juta. Ini, (palak, Red) kerap meraka lakukan dengan unsur uang pengamanan dengan cara pemaksaan dan tidak segan-segan melukai orang lain,” kata dia, seraya mengatakan semua itu sudah sangat meresahkan sekali.

Tidak hanya itu, salah satu pelaku yang bernama Ria Agung, juga membuka sebuah lapak jual beli singkong dengan nama “Sungkai Halom Kucup”, yang mengharuskan para warga menjual hasil panennya ke lapak tersebut. Hal itu, dilakukannya dengan menutup semua akses jalan keluar, dan harus menjual hasil panen petani kepada lapak miliknya

Dengan ini pihak korban amat sangat berharap dan mempercayai kepada pihak Polres Lampura, untuk menindaklanjuti peristiwa ini, dan para pelaku dapat diberikan hukuman yang setimpal.

Saya selaku kaperwil Media Pelpor Hukum & Krimsus, mohon dengan sangat agar kasus ini cepat terselsaikan.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Lampura, IPTU Stefanus Putra Boyoh, mengaku telah menerima laporan tersebut dan saat ini tengah dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

“Kita udah turun melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi. Termaksud keterangan korban dan anaknya,” kata dia.

“Untuk identitas para pelaku, pihaknya telah menggantoginya. Secepatnya akan di ungkap. Anggota juga masih berkerja di lapangan,” pungkasnya (Rizky)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here